Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat Ajak Publik Bersihkan Konten Sensasional dari Ruang Digital

"Jadi praktis semuanya itu merupakan mitra pers, tapi sekaligus juga mengancam pers," kata Komaruddin.

Editor: Isvara Savitri
Tribunnews.com/Istimewa/Fersianus Waku
DEWAN PERS - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat. Ia mengajak publik membersihkan ruang digital dari konten sensasional. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kecerdasan buatan atau aritifcial intelligence (AI), bisa menjadi mitra tetapi juga mengancam pers.

Hal ini diungkapkan oleh Komaruddin Hidayat usai resmi menjabat sebagai Ketua Dewan Pers.

Konten yang tersebar di media sosial saat ini hanya mengejar sensasi dan monetisasi.

Dua hal itu tak dibarengi dengan kualitas informasi.

Pernyataan ini dilontarkan Komaruddin usai Sertijab Anggota Dewan Pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

DEWAN PERS - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat. Ia mengajak publik membersihkan ruang digital dari konten sensasional.
DEWAN PERS - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat. Ia mengajak publik membersihkan ruang digital dari konten sensasional. (Tribunnews.com/Istimewa/Fersianus Waku)

"Jadi praktis semuanya itu merupakan mitra pers, tapi sekaligus juga mengancam pers," kata Komaruddin.

Perkembangan teknologi dan algoritma telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi. 

AI dan media sosial kini bukan hanya menjadi mitra pers dalam menyebarkan informasi, tetapi juga berpotensi merusak ruang publik dengan informasi yang tidak terverifikasi.

"Banyak juga yang spiritnya itu hanya jual sensasi. Mencari follower, monetisasi, dan kadang-kadang isinya sampah-sampah," ujar Komaruddin.

Oleh karena itu, Komaruddin menyebut bahwa tantangan ini bukan hanya tanggung jawab Dewan Pers, tetapi juga harus dihadapi bersama oleh para jurnalis, pendidik, kementerian, dan masyarakat luas. 

Baca juga: Sosok Melly Karundeng, Pengusaha Sukses Calon Istri Elly Lasut, Ternyata Bos Tambang di Obi dan Weda

Baca juga: Diisukan Jadi Ketua Kadin Sulut, Jemmy Asiku Malah Freedive ke Gorontalo

Komaruddin menyebut era ini sebagai bentuk baru 'kolonialisme digital' yang menyerang pola pikir dan perilaku masyarakat melalui algoritma yang mengatur konsumsi informasi.

"Karena yang diserang itu sekarang adalah pemikiran dan perilaku masyarakat. Terutama oleh yang disebut digital colonialism. Kolonialisme digital, algoritma, itu mengarahkan perilaku kita. Sekarang kita melihat dunia, itu kan tergantung apa kata handphone," tegasnya.

Dia pun mengajak semua pihak terlibat aktif dalam mendidik publik dan membersihkan ruang digital dari konten-konten yang hanya sensasional.

"Makanya Dewan Pers dan juga guru-guru, pendidik, juga medsos, itu hendaknya kerja sama; satu, untuk mendidik masyarakat, tetapi juga untuk main cleansing untuk membersihkan pikiran-pikiran, sampah-sampah yang mengganggu, komunikasi wacana kita, banyak sekali," ungkap Komaruddin.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Komaruddin Hidayat Sebut AI Jadi Ancaman Bagi Pers: Kadang Isinya Sampah.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved