Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Travel

Tak Hanya Bunaken, Ini 3 Wisata Religi Manado Berhasil Pukau Turis Shanghai

Kota berjuluk Tinutuan ini punya sederet wisata religi kelas dunia yang dapat mencuri hati turis asing.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Arthur Rompis
TEMPAT WISATA - Klenteng Ban Hin Kiong, Patung Yesus Memberkati , dan Gereja Sentrum di Kota Manado, Sulawesi Utara. Tiga tempat wisata tersebut memukau turis Tiongkok. 

Gereja ini terletak di Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang.

Menurut sejarah, gereja ini berdiri sejak tahun 1677.

Gereja ini merupakan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda dan tertua di Manado.

Dulu namanya bukan GMIM Sentrum, tetapi Gereja Besar (Oude Kerk) Manado.

Nama “Sentrum” baru digunakan setelah kemerdekaan.

Di masa silam, gereja ini berada di bawah binaan Indische Kerk atau Gereja Negara.

Namun, kehidupan rohani yang dikuasai oleh negara menimbulkan ketidakpuasan.

Hal tersebut kemudian mendorong lahirnya KGPM pada 1933 sebagai jawaban atas pemisahan gereja dari negara.

Pada masa Indische Kerk, pelayanan administrasi Gereja di Minahasa dan Bitung berpusat di Manado.

Kemudian sejak 30 September 1934, Gereja Protestan di Manado, Minahasa, dan Bitung dinyatakan berdiri sendiri dengan sebutan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).

Kedudukan kantornya pun tidak lagi di Manado, tapi dipindahkan ke Tomohon.

TUGU PERINGATAN - Selasa (13/5/2025) pagi, ratusan turis Cina berkunjung ke Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua dan Gereja Sentrum yang berada sekompleks di pusat kota Manado.
TUGU PERINGATAN - Selasa (13/5/2025) pagi, ratusan turis Cina berkunjung ke Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua dan Gereja Sentrum yang berada sekompleks di pusat kota Manado. (Tribun Manado/Arthur Rompis)

Pada masa pendudukan Jepang, Gereja Sentrum pernah dijadikan sebagai markas MSKK (Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai) yang dipimpin oleh Pendeta Jepang Hamasaki.

Sayangnya, bangunan gereja ini hancur dibom ketika Perang Dunia II.

Pada 1946-1947, dibangunlah Monumen Perang Dunia II oleh Sekutu/NICA, dengan arsiteknya Ir Van den Bosch, letaknya tepat di samping lokasi Gereja Sentrum.

Monumen ini dibangun sebagai suatu kenangan terhadap korban Perang Pasifik, baik dari pihak Sekutu, Jepang, maupun rakyat, semasa Perang Dunia II berlangsung.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved