Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil

Profil Robert Prevost, Paus Pertama dari AS yang Pilih Nama Leo XIV, Misionaris yang Rendah Hati

Kardinal Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai Paus ke-267 setelah konklaf di Kapel Sistina pada Kamis, 8 Mei 2025.

YouTube Vatican News https://www.youtube.com/watch?v=lAudmA9oAoA
PROFIL - Kardinal Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai Paus ke-267 setelah konklaf di Kapel Sistina pada Kamis, 8 Mei 2025. Ia memilih nama Paus Leo XIV. Berikut profilnya. 

Jejak Misi di Peru dan Kepemimpinan Gereja

Prevost memulai kiprah misionarisnya di Peru pada 1985, di daerah Chulucanas.

Di sana ia bertugas sebagai pastor paroki, pengajar seminari, vikaris pengadilan, serta direktur pembinaan imam.

Kontribusinya selama satu dekade di Peru membangun reputasi kuat sebagai pemimpin pastoral yang rendah hati dan dekat dengan masyarakat.

Antara 2001 hingga 2013, Prevost memimpin Ordo Santo Agustinus dari kantor pusat di Roma sebagai prior jenderal.

Lalu, pada 2015, ia ditunjuk menjadi Uskup Chiclayo di Peru.

Pada tahun itu juga, ia resmi menjadi warga negara naturalisasi Peru, meskipun tetap mempertahankan kewarganegaraan Amerika Serikat.

Pada 2023, Paus Fransiskus memanggilnya kembali ke Vatikan untuk menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup, salah satu posisi tertinggi dalam struktur Kuria Roma.

Di tahun yang sama, ia juga diangkat menjadi kardinal.

Gaya Kepemimpinan dan Pandangan

Prevost dikenal sebagai tokoh moderat, rendah hati, dan visioner.

Surat kabar La Repubblica menjulukinya “orang Amerika yang paling tidak Amerika” karena gaya kepemimpinan yang tenang dan penuh empati.

Dalam wawancara bersama Vatican News, Paus Leo XIV menekankan pentingnya Gereja untuk beradaptasi dengan zaman.

Ia menyatakan bahwa pesan Injil tetap sama, namun cara menyampaikannya harus terus diperbarui.

“Kita tidak boleh berhenti, kita tidak bisa kembali. Kita harus melihat bagaimana Roh Kudus menginginkan gereja untuk menjadi hari ini dan esok karena dunia saat ini, tempat gereja hidup, tidak sama dengan dunia sepuluh atau 20 tahun yang lalu,” ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved