Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

AJI Manado

Diskusi AJI dan FISIP Unsrat, AI Peluang Sekaligus Tantangan bagi Kebebasan Pers

Diskusi yang digelar AJI Manado bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik FISIP Unsrat Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Fernando Lumowa
AJI - Dekan FISIP Unsrat, Ferry Liando berbicara dalam Diskusi AJI Manado dan FISIP Unsrat bertema dan Kebebasan Pers Tantangan Baru di Era Digital, Rabu (7/5/2025). Diskusi ini digelar di ruang rapat Dakan FISIP Unsrat, Manado, Sulawesi Utara. Dihadiri oleh sejumlah mahasiswa, komunitas pers kampus serta wartawan di Manado. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan ibarat pisau bermata dua bagi kebebasan pers dewasa ini. 

AI bisa bermanfaat, membantu kerja-kerja jurnalistik sekaligus memperkaya berita. 

Di sisi lain, AI berpotensi mereduksi peran pers sebagai sosial kontrol.

Melemahkan pers yang seharusnya bekerja dalam prinsip-prinsip verifikasi. 

Pesan-pesan ini terungkap dalam diskusi yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi (FISIP Unsrat) di ruang rapat Dakan FISIP, Rabu (7/5/2025). 

Topik diskusi ini, AI dan Kebebasan Pers Tantangan Baru di Era Digital.

Tiga panelis jadi pembicara, yakni Ketua AJI Manado, Fransiskus Marcelino Talokon; Praktisi AI, Yunan Balamba dan Dekan FISIP Dr Ferry D Liando. 

Fransiskus Talokon mengungkapkan, keberadaan AI menjadi tantangan bagi jurnalis.

Pasalnya, AI bisa menjerumuskan jurnalis pada praktek jurnalisme yang mengabaikan verifikasi dan fakta. 

"Kerja-kerja jurnalistik harus berdasarkan prinsip etika, berdasarkan hati nurani. Apakah produk jurnalistik kita hanya dari praktik AI saja atau tetap berdasarkan veifikasi dan etika?" kata Talokon. 

Menurutnya, keberadaan AI dijadikan alat untuk membantu kerja-kerja jurnalis.

"Sambil tetap mempertahaankan prinsip verifikasi berlapis," katanya lagi. 

Sementara, Yunan Balamba mengungkapkan hal menarik. Menurutnya, kehadiran AI tidak perlu ditanggapi dengan kecemasan berlebihan. 

"Ada ungkapan AI tidak bisa menggantikan mengalahkan manusia. Tapi hati-hati dengan orang yang belajar dan paham AI," jelasnya. 

Balamba bilang, keberadaan AI itu ibarat pisau bermata dua. Punya manfaat positif sekaligus negatif. 

"AI tidak memiliki akal budi, perasaan dan itu ada pada manusia, termasuk wartawan. Karena itu, karya jurnalistik terbaik, tidak bisa oleh AI," katanya. 

Bagi dia, AI tidak lebih dari alat untuk membantu memberi kemudahan bagi manusia.

Begitu juga bagi wartawan, dapat menjadi acuan, data awal atau bisa juga melengkapi berita. 

"Apapun yang dari Chat GPT harus kita tetap harus verifikasi validasi. Ai tidak bisa kita abaikan tapi kita harus bijaksana menghadapinya," kata Balamba lagi. 

Sedangkan Dekan Liando mengungkapkan,  diskusi ini sebagai upaya membangun pers yang berkualitas. 

"Ini juga bentuk sosialisasi kepada publik dan pers kampus. Ada proses edukasi dan penularan informasi positif kepada mahasiswa," ujarnya. 

Ia berharap AJI terus berada di garda terdepan untuk mengawal demokrasi. 

Ia bilang, peran media sangat krusial.

Media harus menjalankan fungsi peran kontrol sosial sehingga keseimbangan tetap berjalan demi mewujudkan demokrasi. 

"Sebagus apapun kebijakan kalau tidak dikontrol, akan jadi tirani. Media menjadi pembawa suara rakyat," kata Liando. 

Apalagi, kondisi bernegara saat ini, tak dapat dipungkiri peran lembaga-lembaga yang seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan tidak berfungsi normal karena dilemahkan oleh sistem. "Di sinilah pers harus tetap berperan," katanya.

Diskusi ini, kata Sekretaris AJI Manado, Isa Jusuf, dalam rangka Hari Kebebasan Pers Internasional yang jatuh pada 3 Mei. 

Keberadaan AI, tidak dapat dipungkiri memberi ruang bagi misinformasi dan disunformasi di media sosial, media semakin besar. 

"Isu AI, kebebasan pers kita angkat, apalagi akhir-akhir ini tengah ramai berita perusahaan media nasional melakukan perampingan jurnalis dan pekerja terkait," ujar Isa. (ndo) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved