LPS Goes to Campus, Tingkatkan Literasi Keuangan Mahasiswa IAIN Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tidak kurang dari 150 mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (Febi) Institus Agama Islam Negeri (IAIN) Manado antusias mengikuti kuliah umum Lembaga Penjamin Simpanan  (LPS) Goes to Campus. 

Kuliah umum ini berlangsung di ruang teater IAIN Manado lantai empat, Selasa (6/5/2025). 

Deputi Bidang Edukasi, Humas dan Hubungan Kelembagaan LPS Wilayah III Sulampua, Y. Dadi Hermawan membawakan materi Bersama LPS, Menabung Aman, Masa Depan Nyaman. 

Dadi mengungkapkan, kecenderungan saat ini anak-anak muda mudah terjebak pada investasi bodong dan judi online karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai. 

Karena itu, generasi Z saat ini perlu diingatkan harus punya perencanaan keuangan agar tidak terjebak pada penipuan. 

"Mengapa anak muda harus punya perencanaan keuangan? Agar bisa mencapai tujuan-tujuan hidup," kata Dadi. 

Ia mengungkapkan, prinsip sederhana perencanaan keuangan ialah membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Hal pertama harus diutamakan. 

"Setelah itu, harus bisa menabung dengan menyisihkan sebagian pendapatan. Tabungan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, dana darurat dan bisa juga nantinya untuk modal investasi," kata Dadi. 

Katanya pula, menabung butuh komitmen untuk konsisten. Jangan menabung uang sisa dari pemenuhan kebutuhan tapi menyisihkan di awal dari pendapatan. 

Terkait itu, Dadi menegaskan, LPS sebagai lembaga negara melindungi tabungan nasabah yang ada di bank. Maksimal tabungan yang dijamin ialah Rp 2 miliar per nasabah per bank. 

Selain itu, Kepala LPS III Sulampua, Fuad Zaen menjelaskan, kuliah umum ini memberi pengetahuan kepada ratusan mahasiswa terkait tugas pokok dan fungsi LPS. 

"LPS ini hadir sebagai wujud perlindungan negara kepada masyarakat, khususnya nasabah perbankan," kata Fuad Zaen. 

Lebih dari itu, LPS hadir di IAIN untuk mendorong literasi keuangan di kalangan mahasiswa. 

Pasalnya, mahasiswa yang merupakan generasi Z rentan jadi korban judi online dan pinjaman online serta investasi bodong. 

"Karena ketidaktahuan, banyak anak muda terjerumus ke judol, pinjol," kata Fuad.