Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Dana Hibah GMIM

Pendeta Lucky Rumopa Angkat Bicara Soal Pertemuan Pendeta GMIM dengan Kapolda Sulawesi Utara

“Saya bertanggung jawab penuh atas pertemuan tersebut. Itu adalah inisiatif saya, bukan undangan dari kapolda,” ujar Pdt Lucky, Kamis (1/4/2025).

|
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Isvara Savitri
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
GMIM - Ketua FKUB Sulawesi Utara (Sulut) Lucky Rumopa. Ia memberi klarifikasi terkait pertemuan Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie dengan sejumlah pendeta GMIM beberapa waktu lalu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ketua Badan Pekerja Wilayah Manado Utara Satu Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pendeta Lucky Rumopa angkat bicara terkait pertemuan sejumlah pendeta dengan Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Roycke Harry Langie.

Banyak tudingan pertemuan tersebut merupakan bentuk dukungan politik terkait penahanan Ketua Sinode GMIM, Pdt Hein Arina,

Lucky menyatakan bahwa pertemuan yang berlangsung pada Rabu, 16 April 2025 lalu, murni merupakan inisiatif dirinya dan bukan ajakan dari pihak kepolisian.

“Saya bertanggung jawab penuh atas pertemuan tersebut. Itu adalah inisiatif saya, bukan undangan dari kapolda,” ujar Pdt Lucky, Kamis (1/4/2025).

Tujuan utama pertemuan tersebut adalah untuk mendengar klarifikasi langsung dari Roycke terkait kasus dana hibah yang menjerat Pdt Hein Arina.

Menurutnya, klarifikasi ini penting agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi di tengah jemaat.

“Kami ingin tahu langsung penjelasan hukum dari pak kapolda. Banyak pendeta hadir dan menyampaikan harapan agar penahanan Ketua Sinode bisa ditangguhkan hingga usai perayaan Jumat Agung dan Paskah,” ujarnya.

PENDETA - Sebanyak 100 pendeta GMIM menyatakan dukungannya pada Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie untuk menyelidiki kasus dugaan korupsi penyimpangan dana hibah GMIM.
PENDETA - Sebanyak 100 pendeta GMIM menyatakan dukungannya pada Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie untuk menyelidiki kasus dugaan korupsi penyimpangan dana hibah GMIM. (Dok. Pendeta)

Namun, Ketua FKUB Sulut ini juga menegaskan bahwa Roycke saat itu menyampaikan bahwa upaya penangguhan penahanan memiliki konsekuensi hukum dan perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan penyidik.

“Pak kapolda sangat terbuka, beliau ingin menindaklanjuti secara prosedural dan menyampaikan adanya aspek hukum dan strategi penyidikan yang harus dipertimbangkan,” jelasnya.

Pdt Lucky juga membantah adanya tudingan bahwa Roycke memberi uang untuk membeli dukungan.

Ia mengklarifikasi bahwa Roycke hanya menawarkan bantuan transportasi karena pertemuan berakhir larut malam, dan itu pun dilakukan secara wajar.

“Beliau hanya ingin membantu uang transportasi karena pertemuan sudah larut malam dan ada yang datang dari jauh. Tidak ada maksud lain, pemberian itu wajar,” kata Pdt Lucky.

Ia juga mengajak masyarakat untuk menahan diri dan menghormati proses hukum.

"Sebagai ketua FKUB mengajak semua masyarakat untuk menahan diri, sebab penahanan terhadap Ketua Sinode GMIM ini jangan dilihat sebagai masalah gerejawi, karena ini masalah pribadi seorang ketua dan ini kita harus menjunjung tinggi supremasi hukum dengan menempatkan bahwa kasus hukum ini masih sedang berproses," imbuhnya.

Baca juga: Harga HP Samsung Galaxy Z Fold 6 di Awal Mei 2025

Baca juga: Chord Kunci Gitar Maafkan - Slank

Tudingan bahwa pertemuan itu merupakan langkah politis juga disesalkan oleh Komandan Panji Yosua Alfa Omega, Manado Timur Satu, Yusuf Wolopa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved