Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

ChatGPT: Kesopanan AI Memicu Biaya Harian 700 Ribu Dolar

Setiap ucapan 'terima kasih' yang diberikan kepada bot obrolan AI menghabiskan biaya 10 sen dan setengah liter air.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/AP
BIAYA - CEO OpenAI Sam Altman. Setiap ucapan 'terima kasih' yang diberikan kepada bot obrolan AI menghabiskan biaya 10 sen. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setiap ucapan 'terima kasih' yang diberikan kepada bot obrolan AI menghabiskan biaya 10 sen dan setengah liter air, mengungkap kebenaran yang tidak berkelanjutan di balik kehangatan manusia untuk mesin.

Menjalankan model kecerdasan buatan (AI) merupakan operasi mahal yang membutuhkan perangkat keras yang kuat dan konsumsi energi yang besar. Bahkan basa-basi biasa seperti mengucapkan "terima kasih" kepada chatbot dapat meningkatkan biaya bagi perusahaan seperti OpenAI . Jadi mengapa mereka bersedia membayar harganya — dan dapatkah kesopanan Anda memperburuk krisis air global?

Di balik layar alat seperti ChatGPT , biaya yang dikeluarkan melonjak — tidak hanya dari pengembangan awal tetapi juga dari permintaan infrastruktur yang berkelanjutan. Perkiraan menunjukkan bahwa setiap perintah memerlukan biaya sekitar 40 agorot (10 sen). Angka tahun 2023 yang banyak dikutip menyebutkan biaya operasional harian ChatGPT sebesar NIS 2,5 juta (700.000 dolar setera Rp 11,2 miliar).

Anehnya, sebagian besar pengeluaran ini berasal dari interaksi yang sederhana dan sopan dengan chatbot.

CEO OpenAI Sam Altman telah mengakui tingginya biaya menjalankan ChatGPT, dengan menyebutkan biaya operasional jutaan dolar. Ia mengungkapkan bahwa bahkan percakapan singkat dan pesan sopan seperti "tolong" dan "terima kasih" pun akan bertambah.

Meski begitu, Altman yakin investasi tersebut sepadan, dan mengatakan bahwa pertukaran yang tampaknya kecil ini membuat pengalaman AI terasa “lebih manusiawi dan menyenangkan.”

Sementara banyak pengguna mengandalkan AI untuk tugas sehari-hari, yang lain membentuk hubungan yang lebih dalam dan lebih komunikatif dengan chatbot. Meskipun mengetahui alat-alat ini tidak "merasakan", orang-orang sering menggunakan bahasa yang sopan secara naluriah karena respons bot yang mirip manusia.

Biaya lingkungan akibat bersikap sopan
Selain biaya finansial, ada masalah lingkungan yang semakin meningkat. Studi terkini, termasuk dari UC Riverside dan UT Arlington, menunjukkan bahwa pelatihan dan pengoperasian model bahasa berskala besar (LLM) memerlukan sejumlah besar air untuk mendinginkan pusat data.

Satu perkiraan menunjukkan percakapan biasa dengan ChatGPT dapat "menghabiskan" sekitar setengah liter air (sekitar 17 ons). Bila dikalikan dengan jutaan interaksi, kesopanan digital tersebut menjadi masalah sumber daya.

Meskipun mahal, perusahaan seperti OpenAI tetap mengutamakan interaksi alami. Memprogram balasan default untuk frasa umum mungkin tampak efisien, tetapi para ahli mengatakan hal itu berisiko membuat percakapan terasa seperti robot.
Sementara itu, para peneliti memperingatkan tentang meningkatnya ketergantungan emosional pada chatbot AI, dengan beberapa pengguna membentuk keterikatan yang mendalam. Dalam kasus di mana akses terputus, pengguna bahkan mungkin mengalami gejala seperti penarikan diri.

Apakah kesopanan membuat AI bekerja lebih baik?

Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa chatbot bekerja lebih baik jika diperlakukan dengan sopan. Para peneliti menggambarkan hal ini sebagai bentuk manipulasi emosional — bicaralah dengan baik kepada bot dan bot tersebut mungkin akan merespons dengan lebih efektif. Namun, tidak jelas apakah ini merupakan fenomena yang konsisten atau terbatas pada model dan skenario tertentu.

Pada akhirnya, mengucapkan "terima kasih" kepada chatbot mungkin merupakan ungkapan yang tulus — terutama jika chatbot membantu menyelesaikan masalah sulit atau ujian penting. Dan jika Anda membayar untuk versi premium, interaksi tersebut merupakan bagian dari layanan yang Anda danai. Apakah kesopanan "lebih penting" jika dilakukan oleh pengguna berbayar masih menjadi pertanyaan terbuka.
Ke depannya, jika AI benar-benar mengembangkan kesadaran, pertukaran sopan santun tersebut mungkin akan membuahkan hasil. (Tribun)

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved