Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita GMIM

Ungkapan Hati Pekerja Migran Asal Sulut Atas Perlakuan Hein Arina untuk GMIM di Amerika Serikat

Migran asal Sulawesi Utara memberikan mengungkapan isi hatinya dengan apa yang dilakukan Hein Arina terhadap GMIM di Amerika Serikat.

Penulis: Chintya Rantung | Editor: Chintya Rantung
Dok.Minda Tangkuman
KERJA SAMA - GMIM melakukan kerjasama dengan Gereja Presbiterian di Amerika Serikat. Penandatangan kerja sama dilakukan Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina pada 14 April 2025 di Amerika Serikat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Migran asal Sulawesi Utara memberikan apresiasi dengan apa yang dilakukan Ketua Sinode GMIM Hein Arina terhadap Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Amerika Serikat.

Usai ditetapkan tersangka kasus dana hibah GMIM, Hein Arina melakukan kerjasama dengan Gereja Presbiterian di Amerika Serikat pada 14 April 2025.

Gereja Presbiterian di Amerika Serikat (PCUSA) diketahui adalah denominasi Kristen Protestan terbesar di Amerika Serikat. Gereja ini merupakan bagian dari reformasi Protestan yang dipelopori oleh Yohanes Calvin. 

Minda Tangkuman salah satu warga Sulut yang kini bermigran di Amerika Serikat mengungkapkan apresiasinya dengan sosok Hein Arina.

Ia mengatakan terpujilah engkau Tuhan Allah kami yang hidup.

"Glory Glory Haleluyah, tanggal 14 April 2025 di Amerika, sejarah ditorehkan dengan tinta emas.

GMIM di Amerika boleh diterima dan bekerjasama dengan Presbiterian Church di Amerika.

"Sembilan tahun berjuang untuk mendapatkan pengakuan ini untuk menjadikan GMIM sebagai Global Church, tetapi tantangan dan rintangan begitu kuat dan dahsyat menghalanginya, kami di bully dan cibir jujur, hampir putus asa.

Dalam galau dan resahnya hati kami, kau datang dan menjadi heroes. Sosok rendah hati dan bersahaja, pribadi yang lembut namun mengandung kekuatan hati terlihat penuh gurat namun tegar dalam beban Pdt Hein Arina.

Tuhan membuka jalan, menjalin relasi dan menggemakan GMIM di hadapan Presbiterian Church Of Amerika hingga mereka yakin dan mengakui kami sebagai gereja yang mengglobal.

Tinta emas hanyalah tinta pada penanya jika tak ada tangan yang mampu menggoreskan cerita di secarik kertasnya," ungkap Minda.

Ia menyebutkan sekitar 9 tahun tinta emas itu bersemayam pada penanya dan hari ini sebuah tangan kokoh dan berintegritas dari Pdt Hein Arina telah mampu menorehkan cerita bersejarah bagi gereja yang besar ini yakni GMIM.

"Terima kasih Pendeta Hein Arina, dalam haru dan bangga kami sampaikan bahwa Tuhan telah mengirimmu sebagai sosok yang amat penting dari sejarah ini. 

Walau dalam tekanan yang teramat berat, Pendeta Hein Arina sanggup menciptakan prestasi.

Meski dalam gumul dan badai yang menggelora, Hein Arina mampu berselancar dan menaklukkannya dengan hati tegar dan iman yang kuat, kau adalah pahlawan kami.

Makaseh banyak Pendeta Hein Arina, untuk semua dedikasi dan pengorbananmu bagi Gereja Masehi Injili di Minahasa.

Apapun kata dunia tentangmu, kami adalah anak-anakmu. Domba-domba gembalaanmu lebih mengenalmu, berjalanlah terus dalam keyakinanmu, karena kami tahu ketulusanmu, dedikasimu, cintamu dan pengorbananmu untuk gereja ini. 

Kami di pihakmu dan yakin Tuhan pun ada dipihakmu. Kami mencintaimu dan terus mendoakan segala yang terbaik bagimu," tuturnya.(Chi)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved