Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

UMKM di Manado

Kisah Alberti Kanaka, Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado yang Berjualan Sejak Tahun 1986

Kisah Alberti Kanaka. Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado - Sulut yang Berjualan Sejak Tahun 1986.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Petrick Sasauw/TribunManado.co.id
UMKM - Alberti Kanaka. Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado - Sulut yang Berjualan Sejak Tahun 1986. Kisahnya Meninspiratif dan Penuh Pengalaman. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah Alberti Kanaka. Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado - Sulut yang berjualan sejak tahun 1986.

Bersama sang istri, Alberti telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini.

Hari-harinya diisi dengan riuhnya wisatawan yang lalu-lalang di Malalayang Beach Walk.

Alberti juga disibukkan melayani pelanggan di lapak sederhana miliknya. 

Dari yang awalnya tempat tersebut bernama Boboca hingga akhirnya menjadi MBW, Alberti menjadi ikon tempat wisata ini.

Tim Tribun Manado berkesempatan mewawancarai Alberti pada Sabtu (12/4/2025).

"Banyak yang berubah, kalau dulu dari pagi sampai pagi lagi selalu ramai," kenang Alberti membuka percakapan.

KISAH - Kisah Pelaku UMKM Alberti Kanaka, 64 tahun. Sejak tahun 1986, ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini.
KISAH - Alberti Kanaka, 64 tahun. Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado (Boboca Malalayang) sejak tahun 1986. Ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini. (Petrick Sasauw/Tribun Manado)

Alberti dulunya memulai dengan menjual gorengan sederhana seperti pisang, ubi, dan singkong. 

Tapi seiring waktu, ia dan istrinya mulai merambah ke makanan berat seperti nasi campur dan bubur Manado (tinutuan), serta minuman hangat seperti kopi, teh, dan saraba (minuman jahe khas Sulawesi Utara).

Sehari-harinya, lapak mereka buka sejak pukul 06.00 pagi hingga 10 malam. 

Saat akhir pekan, mereka bisa bertahan melayani pembeli hingga tengah malam. 

“Kadang belum sempat istirahat, tapi kami nikmati saja,” kata Alberti sambil mengelap keringat. Perjalanan panjang itu tidak sia-sia. 

Dari hasil berjualan, Alberti dan istri berhasil membangun rumah sendiri dan menyekolahkan keempat anak mereka hingga lulus SMA.

"Memang belum sampai kuliah, tapi setidaknya mereka punya ijazah untuk melamar kerja. Itu sudah cukup membanggakan," ujarnya.

Alberti pun pernah merasakan manisnya masa-masa ramai pengunjung. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved