Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Sosok Steven Kandouw, Eks Wagub Sulut Diperiksa 11 Jam Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah GMIM

Kader PDIP ini mengaku pemeriksaan ini terkait dugaan Korupsi Dana Hibah Pemprov Sulut ke Sinode GMIM. "Iya soal Dana Hibah," jelas Steven Kandouw.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Dokumentasi Tribun Manado
EKS WAGUB SULUT: Potret Steven Kandouw saat masih menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara beberapa waktu lalu. Kini sosok Steven Kandouw jadi perbincangan usai dirinya diperiksa 11 jam Selasa (8/4/2025) terkait dugaan Korupsi Dana Hibah Pemprov Sulut ke Sinode GMIM. 

MAnado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Steven Kandouw, Mantan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) dua periode, diperiksa Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polda Sulut pada Selasa (8/4/2025).

Eks Wagub Sulut ini diperiksa selama 11 jam lebih sejak pukul 10.00 WITA sampai 20.50 Wita.

Kader PDIP ini mengaku pemeriksaan kali ini terkait dugaan Korupsi Dana Hibah Pemprov Sulut ke Sinode GMIM sebesar Rp 21,5 miliar. "Iya soal Dana Hibah," jelasnya.

Kata Steven, ini kali pertama dirinya diperiksa penyidik Tipidkor Polda Sulut. 

"Ini baru dan tadi banyak sekali pertanyaan yang ditanyakan," jelasnya

Lanjut dia, pemeriksaan kali ini terkait kapasistasnya sewaktu menjabat ketua di salah satu bidang di organisasi GMIM

"Biarkan proses hukum berjalan dengan baik," jelasa Steven.

Ia juga turut mengomentari terkait penetapan lima tersangka oleh penyidik Tipidkor Polda Sulut.

"Itu kan fakta-fakta hukumnya dan polisi tidak gampang menetapkan tersangka dan ikuti saja proses hukum yang berjalan," ucap Steven.

Ia pun meminta warga jemaat GMIM untuk tetap menghormati proses hukum yang ada. 

Polda Sulawesi Utara sebelumnya mengumumkan lima orang tersangka kasus korupsi dana hibah Pemprov Sulut ke Sinode GMIM pada Senin (7/4/2024) lalu.

Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Roycke Langie menjelaskan bahwa penetapan tersangka ini sudah melalui serangkaian pemeriksaan dari tahap penyelidikan hingga penyidikan. 

Kasus dugaan korupsi dana hibah GMIM ini sendiri telah menyita perhatian masyarakat Sulawesi Utara. Banyak yang berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan para pelaku dapat diberikan hukuman yang setimpal.

Dalam kasus ini, 5 orang yang ditetapkan sebagai tersangka diduga telah melakukan mark-up anggaran dan menyalahgunakan dana hibah senilai Rp 21,5 miliar pada tahun 2020-2023. Dugaan ini muncul setelah pihak kepolisian melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan penggunaan dana hibah tersebut.

Pihak kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan terhadap berbagai dokumen dan catatan keuangan yang terkait dengan kasus ini. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa kejanggalan dalam penggunaan dana hibah tersebut.

Dengan penetapan 5 orang sebagai tersangka, kasus dugaan korupsi dana hibah GMIM ini diharapkan dapat segera diselesaikan.

Para tersangka diduga melakukan mark-up anggaran dan menyalahgunakan dana hibah senilai Rp 21,5 miliar pada tahun 2020-2023.

Kasus ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 8,9 miliar.

Sosok Steven Kandouw

Steven adalah tokoh populer di Sulut.

Ia dikenal sebagai tokoh cerdas yang bisa berbahasa Inggris dengan fasih, terbiasa berpidato tanpa teks serta punya kemampuan literasi di atas rata - rata pejabat. 

Namun sedikit yang tahu tentang kisahnya memulai politik.

Kepada Tribun Manado beberapa waktu lalu, Steven menuturkan, ia telah sejak kecil memantapkan hati sebagai politisi.

"Sejak kecil banyak orang yang datang di rumah saya di Tondano, dan mereka bicara politik dan saya mendengar itu dari pagi hingga malam, saya pun memutuskan menjadi politisi," katanya.

Demi mewujudkan cita - citanya, Steven rajin membaca buku. 

Dari situ, Steven di masa remajanya telah dapat menilai situasi politik saat itu. 

"Dari sinilah muncul sikap saya yang anti kemapanan," kata dia.

Semangat anti kemapanan itu, kata dia, membawanya pada PDI.

Di masa orde baru, PDI adalah simbol demokrasi.

"Saya kemudian gabung PDI, teman teman saya yang minta," katanya.

Steven meniti karir di PDIP dari bawah.

Dari ranting kemudian PAC.

Masa reformasi tiba. Steven nyaleg.

"Kala itu saya nyaleg di Kabupaten Minahasa, tapi gagal," katanya.

Steven merasa politik adalah point of no returnnya. Ia lanjut terus.

Maju lagi dan terpilih. "Saya maju di pileg, kali ini di provinsi dan menang," katanya.

Steven sekali lagi gagal. 

Saat maju di Pilkada Minahasa.

Ia bangkit lagi.

"Saya maju di pileg provinsi dan terpilih," kata dia.

Bintang Steven terus bersinar. Ia terpilih dengan suara terbanyak.

Lalu menjabat ketua DPRD Sulut.

Setelah itu, Steven diajak Olly Dondokambey maju di Pilgub.

Duet Olly dan Steven selama dua periode membawa Sulut sebagai pintu gerbang Pasifik.

PROFIL

Drs. Steven Octavianus Estefanus Kandouw adalah Wakil Gubernur Sulawesi Utara sejak 12 Februari 2016.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Anggota DPRD Sulawesi Utara sejak 2004 sampai 2015.

Dalam karier politiknya di DPRD Provinsi Sulawesi Utara, dari Tahun 2004 - 2014.

Kebiasaan membaca tersebut membuat Steven dikaruniai berbagai keunikan diantara para pemimpin Sulut. Steven bisa bahasa inggris dan bahasa daerah.

Drs. Steven Octavianus Estefanus Kandouw adalah Wakil Gubernur Sulawesi Utara sejak 12 Februari 2016.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Anggota DPRD Sulawesi Utara sejak 2004 sampai 2015.

Dalam karier politiknya di DPRD Provinsi Sulawesi Utara, dari Tahun 2004 - 2014.

Dia menjabat Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan dan selanjutnya pada bulan September 2014 beliau menjabat Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara setelah meraup suara terbanyak pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 yakni 33.649 suara.

Tahun 2015, PDI Perjuangan mencalonkan dirinya sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara mendampingi Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulawesi Utara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.

Dalam Pilkada tanggal 9 Desember 2015 tersebut Pasangan Olly Dondokambey - Steven Kandouw (OD-SK) meraih suara terbanyak yakni 647.252 suara, mengungguli Pasangan Benny Mamoto-David Bobihoe (Golkar, PKS, PKPI) 389.463 suara dan Pasangan Maya Rumantir - Glenny Kairupan (Demokrat, Gerindra) 222.233 suara. (Art/Ren/Pet)

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved