Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wisata Sulawesi Utara

Turis Cina Serbu Sulawesi Utara, Berikut Tiga Lokasi Wisata Berbau Buddhis yang Bisa Jadi Pilihan

Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025. Mereka berkesempatan mencicipi "surga" di Sulut.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Erlina Langi
Tribunmanado
WISATA: Big Rupang Buddha. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025.

Mereka berkesempatan mencicipi "surga" di Sulut.

Mereka juga bisa merasa familiar berada disini.

Karena diantara "surga" ini, ada berbagai lokasi wisata yang berbau Buddhis.

Berikut tiga objek wisata di Sulut yang berbau Buddhis:

1. 108 Rupang Big Buddha

WISATA: Big Rupang Buddha. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025.
WISATA: Big Rupang Buddha. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025. (Tribunmanado)

Satu lagi objek wisata spiritual hadir di Sulawesi Utara (Sulut). 

Namanya 108 Rupang (patung) Big Buddha.

Lokasinya di Vihara Arama Kebun Kesadaran Desa Kolongan, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut.

Hadirnya 108 Rupang (patung) Big Buddha ini adalah yang pertama di Indonesia. 

Diproyeksikan sebagai ikon Buddhisme di Indonesia, tempat tersebut berpotensi memikat turisme, terutama dari Asia Timur dan Asia Tenggara.

Apalagi penerbangan langsung Manado ke Cina, Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah dibuka.

Keunikan dari patung tersebut adalah ke 108 patung itu semuanya sama.

Baik bentuk, tinggi maupun gaya. 

Romo Pandita Hengky Luntungan menuturkan, patung itu mulai dibangun pada Januari 2021. 

Berlangsung di masa Covid 19, sempat muncul pesimis. 

"Awalnya ada rasa pesimis karena Covid tengah merajalela," kata dia.

Namun berkat iman umat Buddha, patung itu akhirnya tuntas dikerjakan. Ketua Pengurus Vihara Arama Kebun Kesadaran Kolongan Herdy Munayang menjelaskan, patung dibangun lewat sokongan donatur. 

Donatur datang dari seluruh Indonesia dan luar negeri.

"Ada yang satu donatur satu patung, ada satu patung yang dikerjakan beberapa orang, jadi secara gotong royong," kata dia.

Ungkap dia, dana pembangunan satu patung fluktuatif.

Bergantung keadaan ekonomi.

"Awalnya 35 juta untuk satu patung, kemudian harganya kini 58 juta per patung," kata dia.

Herdy berharap patung itu dapat menjadi ikon buddhisme di Indonesia Timur.

Para turis yang tertarik dengan ajaran Buddha dapat singgah ke ke situ setelah mengunjungi Borobudur.

Baca juga: Turis Asing Liburan di Manado, Sulawesi Utara Saat Holiday Idul Fitri, Ini Testimoni Turis Jerman

2. Klenteng Ban Hin Kiong

WISATA: Klenteng Ban Hin Kiong. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025.
WISATA: Klenteng Ban Hin Kiong. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025. (Tribunmanado)

Klenteng Ban Hin Kiong adalah Klenteng tertua di kota Manado. 

Didirikan pada tahun 1819.

Keberadaannya di Manado selama beberapa abad diwarnai sejumlah peristiwa yang diklaim sebagai mujizat.

Pada 1930 misalnya, kota Manado dilanda wabah penyakit kolera.

Korban jiwa berjatuhan.

Pihak Klenteng berinisiatif menggelar sembahyang khusus.

Setelah itu, kio/tandu dari klenteng digotong keliling kota. Ajaibnya wabah pun hilang.

Pada tahun 1819, saat bangunan klenteng masih semi permanen, pernah terjadi kebakaran besar di seputaran klenteng.

Kajaiban terjadi saat api mendekati Klenteng, api tiba-tiba tegak lurus lantas padam.

Saat perang permesta versus pemerintah pusat, salah satu meriam ditembakkan ke klenteng. Pelurunya nyasar di bawah altar Yang Suci Kong Tek Cun Ong.

Peluru meriam itu tidak meledak.

Pada masa perang dunia 2, Manado luluh lantak dihantam bom sekutu.

Salah satu yang utuh adalah klenteng ban hing kiong.

Pada peristiwa 14 maret 1970, Klenteng habis terbakar, kecuali satu arca yang terbuat dari kayu, arca tersebut adalah salah satu arca dari Hok Lok Siu (Dewa Panjang Umur).

Klenteng tersebut juga menjadi saksi dari kerukunan antar umat beragama di Manado.

Berada di kampung cina yang diapit kampung arab serta pemukiman suku Gorontalo dan Minahasa, klenteng itu juga berada tak jauh dari gereja serta mesjid. 

Klenteng tersebut, selain sebagai tempat ibadah penganut Tridharma, juga warisan budaya bagi Manado.
Klenteng ini telah mewarnai sejarah kota.

Menurut cerita, Kelenteng tersebut didirikan seorang dari Tiongkok. 

Terombang ambing di laut, dia berjanji bakal mendirikan sebuah kelenteng di tempatnya terdampar jika selamat. 

3. Vihara Buddhayana

WISATA: Vihara Buddhayana. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025.
WISATA: Vihara Buddhayana. Turis Cina serbu Sulawesi Utara (Sulut) di awal April 2025. (Tribunmanado)

Vihara Buddhayana terletak di Desa Kakaskasen, kota Tomohon, Sulut .

Untuk bisa ke Vihara Buddhayana, Tribunners bisa menempuhnya dengan naik kendaraan.

Kalau dari Manado berjarak sekira 20 kilometer.

Vihara Buddhayana menyajikan pemandangan khas Tionghoa memadu dengan alam indah Minahasa. Turis pasti tercengang melihat patung 18 Lohan dengan latar Gunung Lokon.

Dalam kepercayaan Buddha, Lohan adalah para pendosa yang kembali ke jalan yang benar.

Patung Lohan di Vihara Buddhayana menampilkan berbagai pose.

Ada Lohan yang naik naga, naik gajah dan naik harimau.

Di tengah kompleks, terdapat pagoda Vihara Ekayana. Pagoda ini bertingkat sembilan.

Dengan hanya beralas kaki, anda bisa menaiki Pagoda dan menikmati pemandangan Gunung Lokon dan sekitarnya yang menakjubkan. (Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved