Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Ternyata Posisi Duta Besar RI untuk AS Kosong, Disorot Usai Ada Kebijakan Tarif Impor Donald Trump

Posisi Duta Besar yang ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat ternyata kosong.

Editor: Ventrico Nonutu
Tangkap Layar Google Street View
KOSONG - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat. Posisi Duta Besar RI untuk AS saat ini kosong. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Posisi Duta Besar yang ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat ternyata kosong.

Jabatan Duta Besar RI untuk AS tersebut ternyata sudah kosong selama hampir dua tahun.

Hal itu belakangan terkuak lantaran adanya kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Diketahui, Duta Besar RI untuk AS terakhir kali dijabat oleh Rosan Roeslani yang berakhir pada 17 Juli 2023.

Saat itu Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Setelah Rosan, belum ada penunjukan Dubes Indonesia untuk AS di Washington DC sejak 17 Juli 2023.

Prabowo Subianto yang dilantik sebagai Presiden sejak 20 Oktober 2024 juga belum menunjuk nama yang akan mengisi kursi Dubes Indonesia untuk AS di Washington DC.

Adapun Rosan pada pemerintahan Prabowo ditunjuk menjadi Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Hal tersebut pun disorot Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho.

Menurutnya, kekosongan posisi Dubes Indonesia untuk AS di Washington DC menyebabkan Indonesia tak memiliki representasi di sana.

"Jadi ada kekosongan representatif (Indonesia) di US. Ini yang juga menurut saya sesuatu yang melihat bahwa US itu bukan mitra dagang potensial atau strategis kita. Pemerintah abai dalam hal ini menurut saya," kata Andry saat dihubungi, Jumat (4/4/2025).

Padahal beberapa komoditas utama menyumbang surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia lewat ekspornya ke AS.

Beberapa di antaranya perlengkapan elektrik, pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki.

"Kita tahu banyak produk yang akan sulit masuk ke pasar US dan produk-produk di antaranya produk industri padat karya," ujar Andry.

RI Kirim Delegasi Negosiasi Tarif Impor

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved