Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Studi Diabetes: Terobosan di Tiongkok Membuka Jalan Pasien Bebas Insulin

Dalam pengobatan yang inovatif, sel-sel penghasil insulin yang diambil dari tubuh wanita muda berhasil ditanamkan, sehingga menghilangkan kebutuhan.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/Shutterstock
TES - Pengambil sampel darah. Dalam pengobatan yang inovatif, sel-sel penghasil insulin yang diambil dari tubuh wanita muda berhasil ditanamkan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam pengobatan yang inovatif, sel-sel penghasil insulin yang diambil dari tubuh wanita muda berhasil ditanamkan, sehingga menghilangkan kebutuhan suntikan harian.

Berkat perawatan medis yang inovatif, seorang wanita berusia 25 tahun dari Tianjin, Tiongkok, yang menderita diabetes tipe 1, tidak lagi bergantung pada obat-obatan. 

Ia menjalani prosedur penanaman sel-sel yang telah diprogram ulang untuk memulihkan kemampuan memproduksi insulin ke dalam tubuhnya. Ini menandai keberhasilan pertama penerapan perawatan semacam itu.

Pada diabetes tipe 1, sistem imun menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (pulau Langerhans), sehingga mencegah tubuh memproduksi insulin, yang memaksa pasien bergantung pada suntikan rutin.

Meskipun transplantasi sel penghasil insulin ke pasien dapat memberikan solusi, tantangan seperti kekurangan donor dan kebutuhan akan obat imunosupresif untuk mencegah penolakan transplantasi tetap ada. 

Teknologi sel punca menghadirkan alternatif dengan menghasilkan pasokan sel pankreas tak terbatas yang berasal dari jaringan pasien sendiri, yang berpotensi mengurangi kebutuhan akan imunosupresi jangka panjang.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Nankai, yang mengembangkan karya sebelumnya oleh para peneliti di Universitas Peking, menghasilkan sel dari tiga individu dengan diabetes tipe 1 dan memprogram ulang sel tersebut ke dalam keadaan pluripoten, di mana sel tersebut dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel.

Penelitian ini memanfaatkan molekul organik kecil untuk menginduksi ekspresi gen yang diperlukan. Molekul-molekul ini mudah diproduksi dan berpotensi menjadi dasar untuk pengobatan penyakit lain di masa mendatang. Dalam penelitian ini, sel-sel pluripoten dikembangkan menjadi kelompok sel pankreas yang mampu memproduksi insulin.

Setelah uji coba pada model hewan berhasil, para peneliti melanjutkan uji coba pada manusia pada Juni 2023, dengan menanamkan sekitar 1,5 juta sel penghasil insulin ke otot perut pasien. 

Lokasi ini dipilih daripada hati, lokasi penanaman yang lebih umum, untuk memungkinkan pemantauan MRI non-invasif dan opsi untuk mengangkat kelompok sel jika perlu.

Sekitar dua setengah bulan setelah pemasangan, pasien mulai memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga memungkinkannya untuk menghentikan pengobatan eksternal sepenuhnya. 

Dikutip YNet, selama lebih dari setahun, kadar gula darahnya tetap berada dalam kisaran yang diinginkan lebih dari 98 persen, dan ia tidak memerlukan suntikan insulin eksternal apa pun. 

Para ahli, termasuk ahli bedah James Shapiro dari University of Alberta, memuji pencapaian ini sebagai keberhasilan yang signifikan.

Karena pasien sudah menjalani perawatan imunosupresif karena transplantasi hati sebelumnya—yang memerlukan terapi anti-penolakan—penelitian tersebut tidak dapat menilai apakah sel punca mengurangi risiko penolakan.

Namun, para peneliti tetap optimis, percaya bahwa sel yang berasal dari pasien dapat membantu mengatasi masalah respons imun. Selain itu, tim tersebut sedang meneliti pengembangan sel pankreas yang resistan terhadap serangan sistem imun—tantangan utama dalam diabetes tipe 1.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved