Tradisi Monuntul Kotamobagu
Tradisi Monuntul Akhir Ramadan di Kotamobagu Dimulai, Pedagang Lampu Botol Raup Untung Jutaan Rupiah
Seorang penjual lampu botol di Kotamobagu, Lita, turut merasakan keuntungan dari berjualan lampu botol.
Penulis: Diki Cahya Mulya Gobel | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.COM - Menjelang akhir Ramadan, masyarakat muslim di Bolaang Mongondow Raya, termasuk di Kotamobagu, Sulawesi Utara bersiap menyambut tradisi Monuntul atau pemasangan lampu.
Tradisi ini menjadi bagian dari budaya lokal yang terus dilestarikan dari tahun ke tahun.
Seiring dengan tradisi ini, permintaan lampu botol meningkat.
Baca juga: Festival Monuntul di Kotamobagu Sulawesi Utara, Total Hadiah Puluhan Juta
Seorang penjual lampu botol di Kotamobagu, Lita, turut merasakan keuntungan dari berjualan lampu botol.
Ia berjualan di dekat simpang empat kompleks Gudang Bulog, Kelurahan Mogolaing, Kotamobagu.
"Untungnya lumayan. Tapi belum terlalu banyak yang beli. Nanti mendekati malam pasang lampu baru biasanya ramai," katanya, Minggu (23/3/2025).
Lita menjual lampu botol seharga Rp2.500 per botol.
Selain itu, ia juga menyediakan minyak tanah sebagai bahan bakar lampu dengan harga bervariasi, mulai dari Rp20.000 hingga Rp50.000 tergantung ukuran.
Pada tahun sebelumnya, Lita mengaku berhasil meraih omzet hingga jutaan rupiah.
"Rp2.000.000 tahun kemarin," ungkapnya.
Ia berharap tradisi Monuntul terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya lokal yang khas di Kotamobagu.
"Semoga tradisi ini tetap ada dan bisa terus dijaga," katanya menutup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.