Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Tertembak di Lampung

Sebelum Tewas Tertembak, Bripda Ghalib Sempat Diminta Pindah untuk Temani Ibunya usai Ayah Meninggal

Bripda M Ghalib, yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga, selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dan menjaga ibu serta saudara-saudaranya

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Tribun Manado/Instagram humas_poldalampung/Ardiansyah
POLISI TEWAS: Kolase foto mendiang Bripda M Ghalib Surya Ganta, anggota Polsek Negara Batin, tewas dalam penggerebekan arena judi sabung ayam dan Tabur bunga pada makam almarhum Bripda M. Ghalib Surya Ganta di Bandar Lampung, Lampung, 18 Maret 2025. Sebelum Tewas Tertembak, Bripda Ghalib Sempat Diminta Pindah untuk Temani Ibunya usai Ayah Meninggal. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka datang dari Way Kanan, Lampung, setelah Bripda M Ghalib Surya Ganta, anggota Polsek Negara Batin, tewas dalam penggerebekan arena judi sabung ayam.

Peristiwa tragis ini meninggalkan banyak kisah pilu, salah satunya adalah permintaan terakhir sang ibunda sebelum almarhum Bripda M Ghalib meninggal dunia.

Bripda M Ghalib Surya Ganta, merupakan salah satu dari tiga polisi yang gugur ditembak saat grebek judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025) sore.

Bripda M Ghalib Surya Ganta merupakan anggota BA Satreskrim, Polres Way Kanan, Polda Lampung.

Ia menjadi Satreskrim Polres Way Kanan selama 2 tahun, 5 bulan.

Baca juga: Nasib Dua Anggota TNI yang Tembak 3 Polisi di Lampung, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukuman Berat

Bripda M Ghalib Surya Ganta akan dimakamkan di Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung

Sebelum kejadian sang ibu sempat meminta agar Bripda M Ghalib dipindahtugaskan ke Bandar Lampung, mengingat ayahnya sudah meninggal dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga (IRT) yang harus mengurus keluarga.

Bripda M Ghalib, yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga, selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya dan menjaga ibu serta saudara-saudaranya.

Melansir dari Tribunlampung pada Selasa (18/3/2025), Chandra, paman dari almarhum, mendesak pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku yang menyebabkan tewasnya keponakannya.

Chandra juga meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya tanpa pandang bulu, mengingat kejadian ini telah menambah beban keluarga yang sudah kehilangan sosok penting dalam kehidupan mereka.

"Ayahnya meninggal tanggal 17 Februari tepat sebulan sebelum Ghalib meninggal, tanggalnya neneknya juga meninggal di rumah sakit yang sama," kata dia.

"Setelah itu pihak keluarga minta supaya dia mengurus pindah ke sini, karena biar menemani ibunya," terangnya.

"Ibunya ini cuma ibu rumah tangga, jadi dia adalah tulang punggung buat keluarganya," kata dia.

Lebih lanjut, Chandra meminta pihak berwajib mengungkap tuntas dan menghukum pelaku seberat-beratnya.

"Siapa yang tidak bersedih, keponakan kami ini gugur saat menjalankan tugas negara untuk membasmi kebatilan di bulan Ramadan," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved