Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemprov Sulut

2 Rumah Sakit Baru Bakal Dibangun di Bolsel dan Bolmut, Pengamat Kesehatan Sulut Soroti Beberapa Hal

Pembangunan RSUD baru di daerah memang dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan dan ketidakmerataan akses layanan kesehatan.

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Handhika Dawangi
Dokumentasi Pribadi
AKADEMISI - Pengamat kesehatan yang juga akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado, Adi Tucunan.  

MANADO, TRIBUN - Pengamat Kesehatan yang juga Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Adi Tucunan memberi tanggapan terkait kabar baik untuk Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). 

Usaha dari Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) sehingga pemerintah pusat akan mendukung hadirnya Rumah Sakit baru di Bolsel dan Bolmut dengan masing-masing anggaran Rp 170 miliar. 

Menurut Adi Tucunan, pembangunan RSUD baru di daerah memang dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan dan ketidakmerataan akses layanan kesehatan.

Tujuan RSUD baru dibangun atas dasar kemanusiaan dan akses pelayanan kesehatan dan itu tentu saja baik untuk masyarakat nantinya.

Tapi menurutnya, dalam implementasinya perlu ada kajian mendalam seberapa penting rumah sakit baru itu didirikan dan apakah benar-benar dibutuhkan masyarakat jika dalam operasionalisasinya akan ada banyak masalah yang muncul.

"Semoga pendirian RS tidak bermuatan politis tapi demi kepentingan publik. Karena proyek ini membutuhkan uang negara dalam jumlah besar. 

Maka perlu dikawal karena sudah menjadi kebiasaan di negeri ini, banyak proyek bermasalah karena korupsi dan mangkrak termasuk di sektor kesehatan. Jadi, harus diawasi dengan benar," ujar Adi.

Kata Adi, ia belum mengetahui apakah pembangunan RS ini sudah menjalani kajian akademis yang mendalam atau belum karena ini penting supaya tidak mubazir.

"Jangan sudah didirikan alatnya juga sudah ada lalu tenaga kesehatannya tidak dipikirkan darimana karena itu harus menyedot SDM yang banyak, sehingga masyarakat tetap datang ke RS di kota yang lebih besar seperti Manado kan jadi percuma," ujar dia. 

Lanjut Adi, belum lagi apakah akan dialihkan pengelolaannya ke pemerintah daerah atau ditangani pemerintah pusat. 

"Itu semua perlu dipikirkan, sehingga jadi pertanyaan apakah ada kajian akademis mendalam dari pemerintah pusat atau daerah?," pungkasnya. (Tribun Manado/edi) 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved