Kejayaan Intel Sudah Habis? TSMC dan Broadcom Mengincar Produsen Chip
Dulunya merupakan pemimpin dalam semikonduktor, Intel kini menghadapi persimpangan jalan yang kritis.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dulunya merupakan pemimpin dalam semikonduktor, Intel kini menghadapi persimpangan jalan yang kritis.
para pesaing seperti TSMC dan Nvidia yang semakin menguasai, laporan mengenai potensi kesepakatan dengan TSMC dan Broadcom memunculkan pertanyaan. Dapatkah Intel memperbarui dirinya atau justru terbenam?
Pada tanggal 18 Juli 1968, tiga visioner—Gordon Moore, Robert Noyce, dan Arthur Rock—mendirikan Intel, sebuah nama yang berasal dari "Integrated Electronics."
Selama enam dekade berikutnya, perusahaan tersebut merevolusi komputasi, membentuk industri chip dan pasar komputer pribadi.
Kampanye "Intel Inside" yang ikonik pada tahun 1990-an bahkan membuat konsumen peduli dengan prosesor, sebuah komponen yang dulunya diabaikan.
Namun, kini Intel menghadapi masa depan yang tidak menentu. Dulunya perusahaan raksasa, perusahaan ini tampak rentan saat para pemain industri besar bermunculan.
Menurut laporan dari Bloomberg, The New York Times, dan The Wall Street Journal, raksasa semikonduktor Taiwan TSMC dan pengembang chip Amerika Broadcom sedang menjajaki kemungkinan akuisisi operasi utama Intel.
TSMC dilaporkan tertarik pada divisi manufaktur Intel, sementara Broadcom mengincar unit desain chip dan pemasarannya.
Meskipun kedua transaksi tersebut masih dalam tahap awal yang informal, pembicaraan TSMC tampaknya sudah lebih jauh.
Pimpinan sementara Intel, Frank Yeary, dilaporkan telah berdiskusi dengan para eksekutif TSMC selama berbulan-bulan tentang kemungkinan akuisisi operasi manufaktur Intel di AS, dengan opsi untuk menyertakan pabrik di Israel dan negara-negara lain.
Kesepakatan semacam itu akan memerlukan persetujuan pemerintah AS, dan laporan menunjukkan bahwa Menteri Perdagangan yang ditunjuk Trump, Howard Lutnick, terlibat dalam diskusi tersebut.
Minat Broadcom kurang berkembang, karena perusahaan tersebut masih mencari mitra untuk mengambil alih operasi manufaktur Intel sebelum mengajukan penawaran resmi.
Revolusi Seluler
Masalah Intel telah meningkat selama bertahun-tahun. Perusahaan tersebut kehilangan revolusi seluler, menyerahkan dominasinya kepada Qualcomm dan Apple. Kini, saat AI mengubah industri, Intel sekali lagi tertinggal.
Upayanya untuk menantang dominasi chip AI Nvidia baru-baru ini mengalami kemunduran ketika menghentikan prosesor utama yang dikembangkan dengan perusahaan rintisan Israel Habana Labs.
Mantan CEO Pat Gelsinger berharap dapat menghidupkan kembali Intel dengan mengubahnya menjadi pabrik pengecoran—memproduksi chip untuk perusahaan lain—menyaingi TSMC dan menarik pelanggan seperti Nvidia dan Apple.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.