Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tambang Emas Tatelu

Keluarga Korban Penambang Tatelu Tuntut Uang Santunan yang Dijanjikan, 2 Hari Tidur di Polda Sulut

Keluarga korban penambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Chintya Rantung
Rhendi Umar/Tribun Manado
Keluarga korban penambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara menuntut hak mereka yang belum diterima sampai saat ini 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Keluarga korban penambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menuntut hak mereka yang belum diterima sampai saat ini. 

Hak tersebut yaitu uang santunan yang dijanjikan kepada keluarga korban Taufiq Popalo. 

Keluarga korban sudah disuruh datang ke Manado untuk dijanjikan menerima uang santunan dari penyandang dana pertambangan itu. 

Namun janji tinggal janji, mereka yang sejak hari Minggu 15 Desember 2024 menunggu dan tidur dengan mobil di parkiran Polda Sulut sampai saat ini tidak menerima kepastian soal dana santunan itu. 

Perwakilan keluarga korban Nasir Ganggai mengatakan sejak dari awal mereka sudah menyampaikan bahwa ini merupakan musibah yang terjadi. 

Namun permintaan keluarga hanya meminta kepedulian nurani dari pemilik lubang. 

"Kami jujur tidak ada target nominal yang diminta kepada pemilik, hanya kepedulian saja karena ini musibah. Mereka awalnya sudah menyampaikan menyetujui kesepakatan ini. Tapi sampai sekarang tidak ada yang ditindaklanjuti," jelasnya.

Kata Nasir, korban Taufiq Popalo meninggalkan dua orang anak perempuan dan laki-laki yang masih bersekolah. 

"Ini proses kepedulian kepada keluarga korban yang ditinggalkan, dan kami hanya meminta hal itu," jelasnya.

Lanjut Nasir, di dalam proses muslim bagi yang sudah meninggal akan ada pelaksanaan doa seminggu, 40 hari dan satu tahun. 

"Jadi kepada siapa lagi dan kemana lagi, yang akan meminta dana itu kalau tidak pada mereka. Pastinya juga keponakan saya bekerja kepada mereka," jelasnya. 

Luapan amarah Nasir dan keluarga muncul setelah istri dari satu pemilik tambang yang menjanjikan santunan kini seakan mengurungkan niat membantu. 

"Mereka bilang kepada kami, kalau uang santunan itu diberikan apakah suaminya akan keluar? Disitu kami marah, karena kami sudah dijanjikan santunan itu," jelasnya. (Ren)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved