Kecelakaan di Tambang Sulut
Daftar Kasus Kecelakaan di Lokasi Tambang Liar di Sulawesi Utara, Terkini di Minut
Berikut daftar sejumlah kecelakaan di lokasi tambang emas di wilayah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Terkini kejadian di Kabupaten Minahasa Utara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah banyak lokasi tambang emas.
Namun hingga saat ini masih banyak tambang emas yang belum dikelola dengan modern. Banyak warga yang aktif mengelola secara tradisional.
Lokasi tambang tersebar di Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur dan beberapa wilayah lainnya di Sulut.
Sama seperti jumlahnya yang banyak, kasus kecelakaan di tambang pun sudah banyak terjadi.
Berikut sejumlah kasus kecelakaan di tambang emas di wilayah Sulawesi Utara.
Baca juga: 3 Penambang Terjebak di Lubang Tambang Desa Tatelu Dimembe Minut, Basarnas Manado Kerahkan Tim
1. Longsor di Tambang Bakan, Bolmong
Terjadi pada 2019. Kejadian longsor di Tambang Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut) jadi perhatian hingga ke pemerintah pusat.
Tim Basarnas dari Kantor Pusat di Jakarta pun ikut turun bersama sejumlah pimpinan beberapa hari setelah kejadian.
Selama 10 hari proses pencarian korban dilakukan hingga akhirnya pada Kamis 7 Maret 2019 pencarian secara resmi dihentikan.
"Ini sudah hari ke-10 operasi SAR gabungan dilaksanakan. Kita sudah menuntaskan semua pekerjaan kita. Berdasarkan berbagai pertimbangan kita hentikan," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Mar Budi Purnama saat itu.
Alasan pencarian dihentikan kata Budi Purnama kondisi lokasi tidak memungkinkan lagi untuk proses evakuasi dan dapat membahayakan tim evakuasi.
Budi menjelaskan longsoran mulai terjadi pada saat proses evakuasi terakhir yang dilakukan pada 6 Maret 2019 dengan jumlah 18 kantong jenazah yang berhasil dievakuasi.
Evakuasi saat itu dilaksanakan sejak pagi hari kemudian dilanjutkan sampai pada Pukul 19.00 Wita. Saat itu longsoran bebatuan mulai terlihat. "Reruntuhan bebatuan terjadi berulang-ulang. Sehingga kita sepakat hanya tiga jam saja bekerja sambil dinilai apakah akan berlanjut atau tidak. Namun karena longsoran bebatuan terus berjatuhan maka kita hentikan," ujar Budi.
"Goa yang kita buka telah tertimbun oleh reruntuhan sampai pada Pukul 05.00 Wita. Saat itu kita memang sudah tidak bisa melanjutkan proses evakuasi," tambahnya.
Baca Berita Selengkapnya di : DISINI
Seorang Pria di Manado Sulawesi Utara Mengalami Kecelakaan Kerja: Tewas Tersengat Listrik |
![]() |
---|
Akademisi Gorontalo Dr Ellys Rachman Sesalkan Pernyataan Viral Anggota DPRD Wahyudin Moridu |
![]() |
---|
Update Harga Bahan Pokok di Pasar Bersehati Manado Sabtu 20 September, Daging dan Cabai Naik Segini |
![]() |
---|
Segini Perkiraan Pendapatan Erick Thohir Sebagai Menpora Sekaligus Ketua PSSI, Ada Aturannya |
![]() |
---|
Kasus Kematian Brigadir Esco di Lombok Terungkap, Istri Tersangka, Keluarga: Mustahil Dia Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.