Kronologi Lengkap Pembunuhan Ibu dan Anak di Sangihe, Berawal dari Cekcok Masalah Asmara

"Korban disitu tidak mau menjawab dan hanya melihat-lihat handphone," jelas Kombes Michael Thamsil.

Lanjutnya, pelaku menanyakan kepada korban siapa orang yang telah mengirimkan uang kepada korban secara bertahap yaitu yang pertama uang Rp 5 Juta dan kedua Rp 2 juta. 

Korban KS mengakui bahwa uang tersebut diberikan oleh mantan suami pelapor untuk kebutuhan anak.

Tetapi pelaku tidak mempercayai apa yang dikatakan korban, kemudian pelaku meminjam handphone korban, pada saat korban tidak memberikan handphonenya.

"Pelaku mendekati korban dan langsung menganiaya korban," jelasnya.

Kata Kombes Michael Thamsil, saat itu korban berteriak, namun pelaku tetap menganiaya korban. 

Teriakan itu ikut membuat balita terbangun dan menangis lalu memeluk bantal. 

"Saat itu korban sempat mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya untuk melakukan perlawanan, namun pelaku terus menganiaya," jelasnya.

Melihat kedua korban sudah berlumuran darah dan sudah tidak bergerak, pelaku mengambil kain di atas lemari dan membersihkan darah yang ada pada sajam tersebut lalu pelaku mengambil handphone korban merk Samsung A15 dan menyimpan handphone tersebut di dalam saku celananya. 

"Pelaku keluar melalui jendela dengan membawa sajam dan pelaku pulang kerumahnya di Kampung Bowongkul Kecamatan Tabukan Utara," jelasnya. (TribunManado.co.id)

Baca juga: Fakta-Fakta Pembunuhan Ibu dan Anak di Sangihe, Pelaku Melarikan Diri, Korban Ditemukan dalam Kamar

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Update Berita Terbaru TribunManado.co.id di sini!