Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Pahlawan

Mengenang Perjuangan John Lie, Pahlawan Nasional Asal Sulut, Dijuluki Belanda Hantu Selat Malaka

Laksamana Muda TNI John Lie, pejuang Republik Indonesia asal Sulawesi Utara yang dijuluki Hantu Selat Malaka oleh Belanda.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
HO/Wikipedia
Laksda TNI John Lie, yang dikenal dengan julukan Hantu Selat Malaka oleh pasukan Belanda selama perang kemerdekaan Republik Indonesia. 

Dalam perjuangan melawan Belanda, John Lie tidak hanya berperan sebagai pelaut, tetapi juga sebagai pemimpin yang cerdik.

Salah satu peran penting yang diembannya adalah menembus blokade laut yang dilakukan Belanda untuk mengisolasi Indonesia.

Saat itu, Belanda berusaha menghalangi pasokan senjata dan logistik yang sangat dibutuhkan oleh pejuang kemerdekaan.

John Lie memimpin berbagai operasi penyelundupan senjata dan bahan kebutuhan lainnya. Dengan menggunakan kapal-kapal kecil, yang salah satunya dikenal dengan nama The Outlaw, ia berhasil menembus blokade Belanda yang ketat.

Hasil bumi yang dibawa ke Singapura ditukarkan dengan senjata, yang kemudian digunakan untuk memperkuat perjuangan di Sumatra dan wilayah lainnya.

Keberhasilan John Lie dalam menjalankan misinya membuat Belanda sangat kesulitan.

Mereka pun memberi julukan "Hantu Selat Malaka" kepada John Lie, karena kecepatannya dalam menembus blokade dan melakukan penyelundupan tanpa terdeteksi.

Keluarga dan Kehidupan Pribadi

Meskipun dikenal sebagai sosok yang keras di medan pertempuran, kehidupan pribadi John Lie jauh dari sorotan media.

Ia baru menikah pada usia 45 tahun dengan seorang wanita bernama Margaretha Dharma Angkuw, yang seorang pendeta.

Di usia yang sudah tidak muda lagi, pernikahannya menambah babak baru dalam kehidupannya, meskipun tanggung jawabnya sebagai tentara selalu mendahului segalanya.

Pada tahun 1966, John Lie mengganti namanya menjadi Jahja Daniel Dharma sebagai tanda kedewasaan dan dedikasinya terhadap bangsa.

John Lie meninggal pada 27 Agustus 1988, karena stroke.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Penghargaan dan Pengakuan Negara

KRI John Lie1111
KRI John Lie1111 (TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE)

Atas jasa-jasanya terhadap Bangsa dan Negara ia dianugerahi berbagai penghargaan, termasuk Bintang Mahaputera Utama yang diberikan oleh Presiden Soeharto pada 1995.

Penghargaan ini merupakan pengakuan atas dedikasi dan pengorbanan John Lie dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved