Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Pahlawan

BW Lapian: Pahlawan Nasional Asal Minahasa Sulawesi Utara, Jurnalis dan Murid Kristus

Wajar saja, karena kiprah Lapian terentang sejak masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga zaman kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Kolase Foto Wikipedia
Sosok Bernard Wilhelm Lapian atau BW Lapian, Pahlawan Nasional Asal Sulut. Pejuang Kemerdekaan yang usir penjajah lewat karya jurnalistik. 

Buktinya Ch Taulu serta Wuisan ditangkap oleh tentara Belanda sehari sebelum hari-h.

Baca juga: Daftar Pahlawan Asal Sulawesi Utara yang Dijadikan Nama Jalan di Kota Manado

Baca juga: Daftar Pahlawan Asal Sulawesi Utara: Sam Ratulangi, Bernard Lapian hingga Alexander Maramis

Meski demikian rencana perebutan kekuasaan terus berlanjut.

Dimulai pukul 01.00 Wita, dua jam kemudian bendera merah putih sudah berkibar di tangsi Belanda di Teling.

Peristiwa bersejarah itu menjadi headline sejumlah pers barat antaranya Radio Australia, BBC London, serta surat kabar dari Amerika.

Radio Australia bahkan menyiarkan pidato Presiden Sukarno tentang peristiwa itu.

"Minahasa walaupun terkecil dan terpencil di wilayah Republik Indonesia, namun putra-putrinya telah memperlihatkan ksatriaan terhadap panggilan ibu pertiwi, laksanakan tugasmu dengan saksama, dan penuh tanggung jawab," kata Sukarno.

Surat kabar terbesar waktu itu di Indonesia Merdeka, menulis peristiwa itu dengan judul Pemberontakan Besar di Minahasa.

Dua hari setelah penyerbuan yang berani itu, Ch Taulu yang menjadi pimpinan tertinggi tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara menggelar rapat di Kantor Dewan Minahasa di Manado.

Rapat dihadiri pembesar militer sipil, hukum tua di Minahasa, Raja Bolmong, serta kepala daerah Gorontalo.

Disepakati pembentukan Dewan Musyawarah Masyarakat Sulut dengan Lapian menjadi Kepala Pemerintahan Sipil Sulut.

Bernard Wilhelm Lapian
Bernard Wilhelm Lapian (NET)

Setelah diangkat, Lapian langsung melakukan sejumlah langkah progresif.

Pada 21 Februari, Lapian mengumumkan wilayah Sulut serta tengah, bekas residen Manado adalah bagian dari Pemerintah Republik Indonesia.

Lapian juga berupaya menentramkan rakyat serta membenahi administrasi pemerintahan.

Lewat tipu muslihat Belanda kembali merebut kekuasaan.

Pada 11 Maret 1946, Lapian ditangkap lalu dipenjara di tangsi Teling.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved