Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado

6 Negara CTI Kumpul di Manado, Berbagi Pengalaman dan Peluang Pengelolaan Konservasi Laut

Pertemuan edisi ke-10 ini berlangsung di Gedung Sekretariat CTI-CFF Manado, Sulawesi Utara, Selasa hingga Kamis (8-10/10/2024).

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Fernando Limowa
Wakil Direktur Eksekutif Program Services Sekretariat CTI-CFF, Christovel Rotinsulu berbicara kepada media terkait Meeting Pertukaran Regional Kawasan Konservasi Laut di Sekretariat CTI-CFF Manado, Selasa (8/10/2024). Ia didampingi Chair of CTI-CFF MPA Technical Working Group Ahmad Sofiullah (kiri); Deputi Eksekutiff Direktur for Corporate Services CTI-CFF, Hanung Cahyono (kedua dari kiri) dan IUCN Global Protected and Conserved Area Head Office in Switzerland Somacore Project, Siska Sihombing. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Frisheries and Food Security (CTI-CFF) melaksanakan  Regional Exchange Meeting Marine Protected Area atau Meeting Pertukaran Regional Kawasan Konservasi Laut. 

Pertemuan edisi ke-10 ini berlangsung di Gedung Sekretariat CTI-CFF Manado, Sulawesi Utara, Selasa hingga Kamis (8-10/10/2024). 

Pertemuan ini melibatkan perwakilan enam negara anggota CTI-CFF--negara segitiga terumbu karang--yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Timor Leste

Pertemuan ini membahas dan berbagi pengetahuan antar peserta terkait pengelolaan Kawasan Konservasi Laut (MPA). 

Wakil Direktur Eksekutif Program Services Sekretariat CTI-CFF, Christovel Rotinsulu mengatakan, MPA memiliki peran vital untuk melindungi keanekaragaman hayati laut. 

Bersamaan dengan itu, kawasan lindung mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan dan membangun ketahanan terumbu karang. 

"Selain sharing pengalaman pengelomaan kawasan, dalam pertemuan ini juga dibahas bagaimana pendanaan yang bisa menopang Konservasi. Pendanaan alternatif karena tidak bisa bergantung pada pemerintah," ujar Chris. 

Katanya, semua negara berkomitmen bisa memenuhi target global 30x30, yakni tujuan melindungi setidaknya 30 persen wilayah laut pada tahun 2030.

Chair of CTI-CFF MPA Technical Working Group Ahmad Sofiullah mengungkapkan, kawasan konservasi laut di Indonesia baru 29,3 juta hektar.

Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara termasuk di dalamnya. Luasan itu baru sekitar 10 persen dari target konservasi 97,3 hektar. Meskipun demikian, Ahmad memastikan, capaian Indonesia lebih tinggi dibanding negara anggota CTI lain. 

"Indonesia menargetkan sudah melindungi 30 persen wilayah pesisir pada 2045," katanya. 

Menurutnya, kawasan konservasi tidak hanya sekadar dideklarasikan tapi harus dipastikan programnya efektif tepat sasaran. 

Pihaknya meluncurkan perangkat yang bisa mengukur efektifitas kawasan konservasi, Evika. 

"Alat ini mengukur dampak ke komunikasi lokal. Seberapa manfaat kawasan konservasi. Ada survei sosial ekonominya. Misalnya, apakah pendapatan masyarakat di kawasan naik dan lain-lain," jelasnya.

Lebih dari itu, dalam pertemuan ini terbuka peluanh terkait integrasi kawasan konservasi dalam Green List (Daftar Hijau) IUCN. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved