Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Netanyahu di PBB: Israel Akan Menang, Kita Tidak Punya Pilihan

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut tindakan menunjuk Israel sebagai “noda moral bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu memegang poster saat berpidato di sidang ke-79 Majelis Umum PBB, Jumat 27 September 2024. Netanyahu menyebut tindakan menunjuk Israel sebagai noda moral bagi PBB. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, New York - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut tindakan menunjuk Israel sebagai noda moral bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjadikan lembaga tersebut sebagai rawa antisemitisme, sebuah “masyarakat bumi datar.”

“Sungguh munafik. Sungguh standar ganda. Sungguh lelucon,” katanya disambut tepuk tangan dari galeri.

"Ini bukan tentang Gaza," katanya tentang kutukan tersebut. Ini tentang Israel dan keberadaannya.

Sampai berakhirnya masa ini, PBB akan dianggap tidak lebih dari sekedar lelucon yang penuh penghinaan.

Lazar Berman dari TOI melaporkan, ia kemudian berbicara tentang seruan jaksa ICC untuk surat perintah penangkapan terhadap dirinya dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dengan mengatakan hal itu dipicu oleh antisemitisme.

Penjahat perang yang sebenarnya, katanya, ada di Gaza, Suriah, Iran, dan Yaman. Mereka yang mendukung, katanya, harus malu pada diri mereka sendiri.

"Namun Israel akan memenangkan pertempuran ini,” katanya. “Karena kita tidak punya pilihan,” ujar dia.

“Israel tidak akan pergi begitu saja menuju malam yang indah itu,” lanjutnya, mengutip penyair Dylan Thomas.

Beralih ke rakyat dan prajurit Israel, ia berkata, jadilah kuat dan teguh hati.

“Am Yisrael Chai,” dia mengakhiri.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan negaranya “harus mencapai perjanjian perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi.”

"Betapa besar berkah yang akan diperoleh dari perdamaian dengan Arab Saudi," lanjutnya, seraya mengatakan bahwa hal itu akan menjadi berkah bagi pariwisata, perdagangan, energi, AI, dan banyak lagi. 
"Itu akan menjadi titik balik sejarah yang sesungguhnya," katanya, yang akan membawa rekonsiliasi antara "Mekkah dan Yerusalem."

Cara terbaik untuk menggagalkan “rencana jahat” Iran adalah dengan memperluas berkah perdamaian, dengan “dukungan dan kepemimpinan” AS.

"Hal ini dapat terjadi jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang," katanya, seraya mendesak dunia untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Sekarang saya punya pertanyaan,” katanya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved