Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

AS - Eropa Kesal, Netanyahu Berubah Pikiran soal Gencatan Senjata Israel - Hizbullah

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengatakan pada Kamis malam bahwa Israel "memiliki tujuan yang sama" dengan inisiatif yang dipimpin AS.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. PM Israel itu mengatakan pada Kamis malam bahwa Israel "memiliki tujuan yang sama" dengan inisiatif yang dipimpin AS. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Tel Aviv - Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengatakan pada Kamis malam bahwa Israel "memiliki tujuan yang sama" dengan inisiatif yang dipimpin AS untuk gencatan senjata sementara dengan Hizbullah setelah ia dikecam dalam koalisinya karena secara pribadi menyetujui rencana tersebut dan kemudian membatalkannya.

Kantor Perdana Menteri (PMO) mengeluarkan "klarifikasi" setelah pernyataan dari AS dan Prancis bahwa Israel telah mengindikasikan akan mendukung gencatan senjata 21 hari yang diusulkan oleh Washington dan Paris pada hari Rabu.

Yakub Magid dari TOI melaporkan, tim Israel dan Amerika bertemu pada Kamis malam untuk membahas inisiatif AS, kata PMO, dan “bagaimana kita dapat memajukan tujuan bersama untuk memulangkan orang-orang dengan selamat ke rumah mereka.” Ia menambahkan bahwa diskusi ini akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Usulan tersebut muncul menyusul serangan Israel yang berlangsung hampir tanpa henti selama seminggu yang telah menghancurkan komando tertinggi kelompok teror Lebanon, menyusul gelombang peledakan perangkat komunikasi milik kelompok Hizbullah yang secara luas disalahkan pada Israel.

Prakarsa tersebut juga ditujukan untuk menyediakan waktu bagi pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tempat Israel memerangi kelompok teror Hamas, dan untuk menengahi kesepakatan antara Israel dan Hizbullah yang mengharuskan kelompok yang didukung Iran itu menarik pasukannya dari perbatasan utara Israel sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Karena banyaknya kesalahan pelaporan seputar inisiatif gencatan senjata yang dipimpin AS, penting untuk mengklarifikasi beberapa poin. Awal minggu ini, Amerika Serikat menyampaikan kepada Israel niatnya untuk mengajukan, bersama dengan mitra internasional dan regional lainnya, proposal gencatan senjata di Lebanon," kata PMO.

“Israel memiliki tujuan yang sama dengan inisiatif yang dipimpin AS, yaitu memungkinkan orang-orang di sepanjang perbatasan utara kami untuk kembali ke rumah mereka dengan aman dan terlindungi,” tambahnya, menegaskan kembali tujuan perang negara tersebut, yang telah diserukan di tengah serangan baru terhadap Hizbullah di Lebanon.

Baik AS maupun Prancis menegaskan dalam pernyataan pada hari Kamis bahwa Netanyahu secara pribadi telah menyetujui rencana gencatan senjata, tetapi kemudian membatalkannya di tengah reaksi keras di dalam negeri. Mereka menunjukkan keterkejutan dan kekecewaan bahwa Israel telah menolaknya.

Saat dalam perjalanan menuju New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB pada hari Kamis, Netanyahu membantah bahwa ia telah menanggapi atau menyetujui usulan gencatan senjata, meskipun seorang diplomat senior Barat mengatakan kepada The Times of Israel bahwa perdana menteri dan para pembantunya telah terlibat erat dalam penyusunan pernyataan bersama AS-Prancis yang mengumumkan inisiatif tersebut.

"Kami terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh. Dan kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami, yang terutama adalah mengembalikan penduduk utara dengan aman ke rumah mereka," kata perdana menteri saat mendarat di New York.

Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, salah satu penasihat utama Netanyahu, bertemu dengan utusan khusus AS Amos Hochstein dan Brett McGurk, kepala Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah, pada hari Kamis di tengah kontroversi tersebut. Ia juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken malam itu.

Dalam pertemuan mereka, Blinken menegaskan kembali kepada Dermer keyakinan pemerintahan Biden bahwa eskalasi Israel terhadap Hizbullah hanya akan semakin mempersulit tercapainya tujuan memulangkan warga Israel yang dievakuasi ke rumah mereka di sepanjang perbatasan utara.

“Penyelesaian diplomatik akan memungkinkan warga sipil di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka… eskalasi konflik lebih lanjut hanya akan membuat tujuan itu semakin sulit,” kata Blinken kepada Dermer, menurut pernyataan AS.

Blinken juga membahas upaya gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung, yang telah terhenti selama lebih dari sebulan, dan membahas langkah-langkah yang perlu diambil Israel untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sambil menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan Israel, kata Departemen Luar Negeri.

Sementara itu, di PBB, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bouhabib pada Kamis malam menyerukan gencatan senjata segera “di semua lini,” memperingatkan bahwa kekerasan yang terus berlanjut di perbatasan negaranya akan “berubah menjadi lubang hitam yang akan menelan perdamaian dan keamanan internasional dan regional.”

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved