Pilkada 2024
Berebut Suara NU di Pilkada Jatim, Poltracking: Khofifah - Emil Dardak Kuasai Nahdliyin
Pemilih yang merasa dekat dengan NU atau nahdliyin cenderung mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak di Pilkada Jatim.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Surabaya - Peta sebaran pemilih berdasarkan kedekatan dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) menarik disimak.
Pemilih yang merasa dekat dengan NU atau nahdliyin cenderung mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak di Pilkada Jawa Timur 2024.
Jatim dikenal sebagai basis NU. Tiga pasangan masing-masing, Khofifah - Emil Dardak, Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta yang diusung PDIP dan Luluk Nur Hamidah - Lukmanul Khakim dari PKB berebut suara nahdliyin.
Suara NU dengan baseline 80,5 persen, sebanyak 60,8 persen mendukung Khofifah - Emil Dardak.
Sebaliknya untuk suara Muhammadiyah dengan baseline 3,7 persen dimenangkan Risma - Zahrul. Keduanya memperoleh 60 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis 19 September 2024 menjelaskan, crosstab data menggambarkan peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Timur berdasarkan ormas Islam.
Pemilih yang dekat dengan NU cenderung kepada Khofifah – Emil Dardak dan pemilih yang dekat dengan Muhammadiyah cenderung kepada Risma – Zahrul.
Pemilih dari 2 suku terbesar di Jawa Timur, suku Jawa dan Madura cenderung kepada Khofifah – Emil Dardak.
Hanta dalam keterangan tertulis menjelaskan, survei menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 4 – 10 September 2024.
Sampel pada survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei menjangkau 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang
telah terpilih secara acak.
Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.