Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilgub Sulut 2024

Terungkap Alasan Tuejeh Maju di Pilgub Sulut, 'Bu Mega dan Pak Olly Ingin yang Terbaik Untuk Sulut'

Terungkap pula sisi pribadi sang Jenderal yang sejuk dan humanis dan sarat nilai spiritual.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado
Podcast Pemred Tribun Manado Jumadi Mappanganro bersama Letjen TNI (Purn) Alfret Denny Tuejeh calon Wakil Gubernur Sulut 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hadirnya  Letjen TNI (Purn) Alfret Denny Tuejeh sebagai bakal calon Wakil Gubernur Sulut pendamping Steven Kandouw menuai sambutan positif masyarakat Sulut.

Mereka berkeyakinan duet Steven Kandouw dan Denny Tuejeh bakal menangi Pilgub dan melanjutkan pembangunan yang sudah dimulai Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw.

Tribunmanado.co.id berkesempatan melakukan wawancara podcast dengan mantan Pangdam Merdeka Sulut ini.

Baca juga: Dari Militer ke Palagan Politik, Denny Tuejeh Buka-bukaan tentang Pencalonannya di Pilgub Sulut

Wawancara berlangsung di D 88 Resort, Tondano, Minahasa, Sulut, Senin (2/9/2024). Banyak hal terungkap dari podcast yang dipandu Pemred Tribun Manado Jumadi Mappanganro ini. 

Beberapa di antaranya tergolong Untold Story. Seperti kisah menarik tentang bagaimana Tuejeh "tercebur" ke politik, dipinang, lantas diusung mendampingi Steven Kandouw

Terungkap pula sisi pribadi sang Jenderal yang sejuk dan humanis dan sarat nilai spiritual.

Berikut petikan wawancaranya.

Tribun : Bagaimana kesehariannya saat ini usai mendaftar sebagai bakal calon Wakil Gubernur Sulut

Tuejeh : Saya sangat sibuk. Baru saka kami merampungkan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan berlangsung menyeluruh seperti jantung dan lainnya.
Puji Tuhan berjalan lancar.

Tribun : Bagaimana proses hingga pak Denny dapat diusung sebagai bakal calon Wakil Gubernur Sulut.

Tuejeh : Saya pernah ditugaskan di daerah konflik. 

Dan pernah merasakan bagaimana situasi disana. Ini membuat saya tidak tertarik dengan politik. Waktu saya sudah jadi Pangdam, banyak teman, keluarga dan lainnya mendorong saya untuk maju di politik.

Tapi saya belum kepingin. Setelah saya pensiun, tokoh tokoh politik Sulut mengajak saya berbuat sesuatu untuk Sulut. Awalnya saya diminta jadi Gubernur. 

Kemudian wakil Gubernur.

Saya ingat kata pak Wiranto sewaktu ditanya wartawan saat hendak maju Presiden yakni saya ingin mengabdi pada bangsa dan negara. Hingga saya merasa terhormat jadi wakil gubernur.

Tribun : Siapa yang pertama mengajak anda menjadi calon wakil Gubernur pendamping Steven Kandouw di PDIP.

Tuejeh : Pak Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey. Beliau memanggil saya dan menyebut tentang 10 tahun kepemimpinannya.

Sebagai orang Sulut saya mengakui pembangunan di Sulut sangat bagus. Pak Olly kemudian mengajak saya kalau boleh menjadi Wakil Gubernur.

Waktu itu saya sudah tak terakomodir di KSSM. Saya berupaya untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai pak Olly dan Steven Kandouw.

Saya juga melihat Pilpres yang lalu itu. Konsepnya kan keberlanjutan. Saya melihat kepemimpinan pak Olly dan pak Steven selama 10 tahun sangat bagus. Kalau bisa dilanjutkan kenapa tidak.

Tribun : Apakah ada pertemuan dengan ibu Megawati.

Tuejeh : Belum. Saya saat penyerahan SK datang terlambat hingga tak sempat ketemu ibu Megawati. Memang dalam penugasan di militer, saya pernah ketemu di forum.

Saya ingin ketemu langsung ibu Mega dengan diantar pak Olly. Untuk belajar dari tokoh politik sekelas beliau.

Tribun : Apakah ada titipan dari pak Olly kepada anda saat diusung

Tuejeh : Secara khusus tak ada. Tapi saya mengambilnya seperti yang pertama tadi, bahwa saya harus melanjutkan pembangunan di Sulut.

Saya kira bukan cuma saya, semua calon ingin berbuat untuk Sulut dan menjadikan Sulut lebih baik

Tribun : Pernahkah anda bertanya kepada pak Olly kenapa memilih anda, padahal ada banyak calon baik internal maupun eksternal.

Tuejeh : Saya belum pernah tanya. Tapi saya merasa secara struktural PDIP ada ibu Megawati yang sudah berkenan menanda tangani SK pencalonan saya.

Tentu ini kepercayaan yang luar biasa. Dan ini jadi beban bagi saya untuk memberikan yang terbaik.

Saya yakin ibu Mega dan pak Olly ingin yang terbaik untuk Sulut.

Tribun : Sewaktu dapat kabar anda diusung PDIP, siapa orang yang pertama anda kabarkan.

Tuejeh : Tentu keluarga. Saya ingat ada lima kali pertemuan. 

Dan pada suatu pertemuan saya diminta untuk bicara dengan keluarga.

Nah yang kecil awalnya tak bersedia. Katanya lebih baik pensiun di rumah saja.

Tapi akhirnya ia menerima.

Tribun : Menurut amatan anda, apa yang jadi tantangan kepala daerah.

Tuejeh : Tantangannya adalah justru di daerah sendiri. 

Saya pernah punya pengalaman teritori di wilayah luar.

Di sana tak masalah karena tak ada yang dikenal.

Tapi disini kan banyak keluarga, saudara dan lainnya. Justru ini yang jadi tantangan.

 Tapi saya sudah punya pengalaman.

Tribun : Apa nilai dari militer yang dapat diterapkan dalam pemerintahan.

Tuejeh : Kedisiplinan. Itu hal yang sangat penting. Juga militansi.

Tribun : Untuk maju di Pilkada, apa yang anda rasakan berubah dari hidup anda.

Tuejeh : Saya merasa biasa saja. Cuma lebih sibuk. 

Saya bukan tipe orang yang menganggap jabatan itu hal yang luar biasa.

Saya meniti karir dari Danyon hingga Pangdam.

Saya hanya berdoa. Kalau Tuhan menghendaki pasti jadi.

Kalau jadi jangan menjauhkan saya dari Tuhan.

Setelah saya beberapa kali ketemu pak Olly, ada seseorang yang datang dan minta agar dia saja yang gantikan saya.

Katanya ia punya channel di PDIP.

Saya silahkan. Tapi ternyata saya yang dipilih. 

Bagi saya jabatan hanya titipan Tuhan. Kalau dapat puji Tuhan. 

Kalau tidak juga puji Tuhan. 

Tribun : Bagaimana anda melihat para kontestan di Pilgub Sulut.

Tuejeh : Saat pemeriksaan kesehatan, saya akrab dengan para calon.

Saya akrab dengan Elly Lasut dan Yulius Selvanus Komaling. Dengan pak Elly saya sempat terlibat percakapan di Jakarta saat hendak naik pesawat.

Intinya saya katakan mari kita berkompetisi dengan baik.

Dengan pak Yulius, itu teman baik saya.

Kami seangkatan.

Saat di ruang pemeriksaan kesehatan, dia ajak saya ngobrol.

Masing masing calon punya strategi.

Dan semua punya tujuan untuk memajukan Sulut.

Sedari saat ini saya ingin kita bersaing sehat dan tidak menabur benih kebencian.

Tribun : Bagaimana anda mempersiapkan diri menghadapi Pilgub

Tuejeh : Saya bentuk tim. Meski ada juga dari struktur PDIP yang merupakan partai dengan struktur terbaik.

Tim ini yang mengatur saya. Harus ketemu siapa. Harus kemana. Minimal tiga tempat saya datangi.

Tribun : Apa yang anda lakukan untuk merilekskan pikiran

Tuejeh : Biasanya saya keliling danau Tondano, saya juga biasa bersepeda keliling sawah, namun paling banyak saya ke kebun. Saya juga tetap berupaya tidur 6 hingga 8 jam dan berolahraga. Karena untuk jalankan mandat, kita harus punya tubuh yang sehat.

Tribun : Siapa tokoh idola anda 

Tuejeh : Jenderal Sudirman. Ia seorang jago strategi perang yang di masanya telah melahirkan strategi perang nomor satu

Tribun : Apa pesan anda bagi warga Sulut

Tuejeh : Pilihlah calon yang anda yakini dan kepada semua relawan terima kasih. Tetap semangat. (Arthur Rompis)
 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved