Pilpres AS
Harris: Trump Bertanggung Jawab soal Pembatalan Hak Aborsi
Calon Presiden Kamala Harris menegaskan hak aborsi sebagai hal yang penting bagi kebebasan pribadi.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Washington DC - Calon Presiden Kamala Harris menegaskan hak aborsi sebagai hal yang penting bagi kebebasan pribadi.
“Saya percaya Amerika tidak akan benar-benar makmur kecuali warga Amerika mampu sepenuhnya membuat keputusan mereka sendiri tentang kehidupan mereka sendiri, terutama dalam masalah hati dan rumah tangga,” kata Harris saat penutupan Konvensi Nasional Partai Demokrat pada Jumat 23 Agustus 2024.
Ia melanjutkan, di Amerika, terlalu banyak wanita yang tidak mampu membuat keputusan tersebut. "Dan mari kita perjelas bagaimana kita sampai pada titik ini,” ujarnya.
Sarah McCammon dan Ashley Lopez dari NPR Network melaporkan, Harris mengingatkan hadirin bahwa mantan Presiden Donald Trump sebagian besar bertanggung jawab atas pembatalan Roe v Wade dengan memilih hakim Mahkamah Agung yang akan memberikan suara menentang hak aborsi.
“Dan sekarang dia membanggakannya,” katanya.
Harris merujuk pada perannya sebagai juru bicara utama pemerintahan Joe Biden mengenai hak reproduksi, dan memaparkan kisah-kisah yang pernah didengarnya dari pasien di seluruh negeri yang terdampak oleh pembatasan aborsi, termasuk korban pelecehan seksual dan perempuan yang menghadapi krisis medis.
“Inilah yang terjadi di negara kita karena Donald Trump, dan perlu Anda ketahui, dia belum selesai,” ujar Harris.
Harris memperingatkan bahwa pemerintahan Trump berikutnya kemungkinan akan membatasi akses terhadap aborsi dan jenis perawatan kesehatan reproduksi lainnya.
“Sederhananya. Mereka sudah gila,” katanya.
Sedang Berjuang
Harris melukiskan gambaran buruk Amerika jika Trump terpilih kembali, selama pidatonya saat menerima nominasi presiden dari Partai Demokrat.
“Pemilu ini bukan hanya yang terpenting dalam hidup kita, tetapi juga salah satu yang terpenting dalam kehidupan bangsa kita,” katanya.
Harris membahas daftar masalah hukum Trump baru-baru ini — termasuk hukuman pidana baru-baru ini dan persidangan penyerangan seksual serta upaya untuk membatalkan pemilu 2020.
Harris menuduh Trump mencoba untuk membuang suara rakyat Amerika setelah pemilu tersebut.
"Dalam banyak hal Donald Trump adalah orang yang tidak serius," katanya. "Namun konsekuensi dari mengembalikannya ke Gedung Putih sangatlah serius," ucap Harris.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.