Olimpiade Paris 2024
Apakah Usia Memengaruhi Performa Atlet? Ini Usia Berapa Atlet saat Mencapai Performa Maksimalnya
Tidak sedikit dari atlet tersebut yang gigih berlatih untuk memperoleh medali atau hanya sekadar untuk bisa tampil dalam ajang empat tahunan tersebut.
Di Olimpiade Tokyo, Richard Carapaz (28) dari Ekuador memenangkan medali untuk balap sepeda jalanan putra, dan Peres Jepchirchir (27) dari Kenya mendapat medali untuk cabang marathon putri.
Pakar fisiologi olahraga Garry Palmer menjelaskan, dari sudut pandang ketahanan, seseorang mencapai puncaknya di usia pertengahan sampai akhir 20-an, dan usia 30-an.
"Salah satu alasannya adalah karena kapasitas aerobik seorang atlet, yakni jumlah maksimum oksigen yang bisa dipakai seseorang setiap menitnya saat melakukan latihan berat," katanya.
Seorang atlet ketahanan dapat mencapai 80-90 kapasitas VO2 max, dibandingkan dengan rata-rata pada orang biasa yang 30 mL per menit per kilogram berat badan.
Banyak faktor yang menyebabkan kapasitas aerobik menurun seiring bertambahnya usia. Sebuah studi tahun 2016, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mengaitkannya dengan penurunan denyut jantung maksimal dan jumlah darah yang dipompa keluar per denyut.
Hal ini disertai dengan penurunan efisiensi katup dan otot yang mendorong darah kembali ke jantung, serta pengerasan serat otot jantung dan dinding arteri.
Kecepatan
Di tahun 2009, Usain Bolt menorehkan catatan mengagumkan pada nomor lari 100 meter, yaitu 9.58 detik dan mendapatkan medali emas pada kejuaraan dunia di Berlin yang juga memecahkan rekornya sendiri. Ketika itu ia akan berulang tahun ke-23.
Di Olimpiade Paris, atlet Amerika ShaÇarri Richardson (24) mendapatkan medali emas pada lomba lari 100 meter.
Superioritas para atlet lari cepat tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan profesor kinesiologi Edward Merritt tahun 2021. Ia mempublikasikan penelitiannya terkait pengaruh usia pada perbedaan performa di ajang aerobik dan anaerobik.
Dalam ajang aerobik, seperti maraton, otot mendapatkan cukup oksigen untuk menggunakan lemak dan karbohidrat sebagai bahan bakar utamanya.
Sementara itu, di cabang anaerobik, seperti lari gawang 110 m, terjadi kekurangan oksigen dan tubuh malah membakar glukosa yang tersimpan secara lokal di otot. Persediaan ini cepat habis.
Usia rata-rata untuk mencapai puncak kinerja anaerobik adalah sekitar 23 tahun, dibandingkan dengan 26 tahun untuk ajang aerobik, demikian temuan penelitian tersebut.
Mereka yang berusia di bawah 30 tahun sering kali unggul dalam lari cepat berkat otot mereka. Pelari cepat memiliki banyak serat otot kontraksi cepat, yang menghasilkan kontraksi otot yang pendek dan kuat tetapi cepat lelah.
Olahraga eksplosif seperti lari cepat 100 m juga melelahkan bagi tubuh dan sering kali dapat menyebabkan cedera, terutama pada tendon Achilles di punggung bawah kaki, dan otot hamstring di punggung atas kaki.
"Pelari cepat muda memiliki refleks yang cepat. Jika Anda mengikuti lomba jarak pendek, start sangat penting untuk finis yang kuat," kata Palmer.
Bonus Atlet Indonesia Peraih Medali di Olimpiade Paris 2024, Segini Besarannya, Pelatih juga Dapat |
![]() |
---|
Link Live Streaming Angkat Besi Putri Olimpiade Paris 2024, Nonton Aksi Nurul Akmal di Sini |
![]() |
---|
Perolehan Medali Olimpiade Paris 2024, China Geser AS, Hari Terakhir Makin Memanas |
![]() |
---|
Jadwal Angkat Besi Putri Olimpiade Paris 2024, Ada Nurul Akmal Harapan Emas Indonesia |
![]() |
---|
Curhatan Greysia Polii Usai Indonesia Raih Medali Emas di Luar Cabor Bulu Tangkis, Banjir Nangis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.