Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Kala Steven Kandouw Bicara Sastra pada Kaum Milenial: Saya Turut Menangis saat Winnetou Meninggal

Wagub Sulut Steven Kandouw berseri - seri saat membawakan sambutan pada acara Gerakan Indonesia Membaca.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Tribun Manado/Arthur Rompis
Kala Steven Kandouw Bicara Sastra pada Kaum Milenial: Saya Turut Menangis saat Winnetou Meninggal. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Wagub Sulut Steven Kandouw berseri - seri saat membawakan sambutan pada acara Gerakan Indonesia Membaca di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (25/7/2024).

Pada kesempatan itu, Steven berbicara tentang topik favoritnya yakni membaca.

Dia juga berkesempatan membagi pengalamannya membaca kepada milenial dan Gen Z serta memotivasi mereka untuk membaca dan menulis.

"Acara ini ibarat ikan ketemu air, saya sangat suka sekali membaca," kata dia.

Steven bercerita tentang perjalanannya ke luar negeri.

Kala itu, ia berkunjung ke perpustakaan dan membuat vlog.

"Saya kalau kemana mana sangat suka membaca, dan kala itu saya beli buku tentang Che Guevara," katanya.

Steven mengingat masa sekolahnya. Dari seorang gurunya ia kenal berbagai karya sastra jempolan.

"Dari Siti Nurbayanya Mara Rusli, ada layar terkembang, tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, karangan NH Dini dan lainnya," kata dia.

Steven kemudian kian tenggelam di dunia sastra.

Berbagai buku ia kecap.

"Saya baca Leo Tolstoi dengan bukunya War and Peace dan Anna Karenina, lalu karya Karl May dengan Winnetounya, lalu berbagai karya Pramoedya Ananta Toer, saya juga baca Mahabharata dengan Pandawa dan Kurawanya," kata dia.

Steven larut dalam haru biru bacaannya.

Ia menangis saat Winnetou meninggal dunia.

Pengalamannya membaca jadi bekalnya untuk terjun di dunia politik dan pemerintahan.

"Ini jadi bekal saya dalam meniti hidup, contoh dengan membaca Mahabharata saya bisa menilai karakter seseorang," ujar dia.

Ia meminta kaum muda untuk menggaungkan semangat membaca.

Karena itu dapat jadi modal masa depan.

"Membaca itu bagai turangga, turangga adalah kuda, dengan kuda kita bisa berkelana kemana saja, dengan membaca kita dapat berkelana menelusuri dunia," kata dia.

Steven mencontohkan Adam Malik dan Agus Salim.

Dua tokoh nasional ini punya kebiasaan membaca yang menjadikan mereka tokoh nasional dan diplomat ulung.

(Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved