Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Abu Fatih : JI Bubar, Kami Islah dan Minta Maaf

Penegasan itu menyusul Deklarasi Sentul 30 Juni 2024 yang berisi pernyataan JI bubar atau membubarkan diri.

|
Kolase/tribunnews.com
Tokoh senior kelompok Al Jamaah Al Islamiyah atau Jamaah Islamiyah atau JI, Ustad Abu Fatih menyatakan kelompoknya telah islah dengan aparat keamanan, pemerintah dan negara Republik Indonesia. 

Pada pertemuan itu Prof Dr Waryono menyampaikan sejumlah pokok pikiran yang didiskusikan secara terbuka bersama mantan-mantan pengurus dan tokoh-tokoh JI.

Menurut sumber yang ikut dalam pertemuan, isi pembicaraan di antaranya mengenai diskursus jihad, kajian fiqh, dan tentang pengelolaan pesantren.

Menurut Waryono, kajian fiqh seharusnya sesuai kebutuhan masyarakat, dalam konteks Indonesia,, agama yang menyertakan pemaksaan terhadap tafsir agama adalah tidak bisa diterima.

Selanjutnya Pof Dr Waryono mengingatkan pendidikan di pesantren harusnya ber-DNA Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu Kementerian Agama RI akan bersama-sama membantu evaluasi kurikulum pesantren eks JI.

Periode baru setelah JI bubar ini menurut Waryono harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama peluang-peluang bea siswa santri untuk mendapatkan Pendidikan tinggi yang dimaui.

Begitu pula dana-dana pendidikan lain yang dikelola Kementerian Agama, pada waktunya bisa juga dinikmati pesantren-pesantren afiliasi JI di masa lalu.

Tentu didahului dan dipastikan lewat evaluasi dan perbaikan kurikulum. Ditemui sesudah pertemuan, Prof Dr Waryono terlihat sangat gembira dan antusias.

Waryono menyebutkan, pertemuannya dengan tokoh-tokoh eks JI di Solo sekaligus Langkah awal memastikan keputusan itu bukan gimmick atau pura-pura.

“Pertemuan ini akan dilanjutkan pertemuan-pertemuan berikutnya. Pemerintah tentu akan menindaklanjuti, antara lain terkait kurikulum pendidikan pesantren eks JI,” kata Waryono.

“Salah satu yang segera kita cek adalah kurikulumnya. Perilaku orang itu dipengaruhi bacaannya. Karena itu pembenahan kurikulum adalah keniscayaan,” kata guru besar di UIN Sunan Kalijaga ini.

Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag RI, Dr M Sidiq menyambut gembira dan mengucapkan selamat datang ke pangkuan NKRI kepada para tokoh dan anggota eks JI.

Pusdiklat Kemenag RI terbuka jika para pengelola pesantren eks JI ingin belajar dan mendapatkan pendampingan kurikulum baru, termasuk disiapkan jadi fasilitator kurikulum.

Sementara Gus Najih dari MUI Pusat yang juga hadir, menekankan bahwa kekerasan yang paling merusak Islam adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang Islam sendiri.

Ia juga menambahkan, kekerasan yang mengatasnamakan agama, tidak pernah memberi kebaikan.
Sementara dari tokoh-tokoh eks JI, diwakili Abu Fatih, menyatakan, JI terbuka untuk melakukan perbaikan atau memperbaiki diri.

Pada waktunya, JI memutuskan bubar atau membubarkan diri, kembali ke pangkuan NKRI. Menanggapi respon Kementerian Agama, Abu Fatih bersyukur dan berterima kasih jika segera ada perbaikan kurikulum dibantu negara.

IKUTI LAPORAN KHUSUS : “JAMAAH ISLAMIYAH BUBAR ATAU PURA-PURA BUBAR?”
SENIN, 24 JULI 2024

(Tribunnews/Setya Krisna Sumarga)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved