Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Kebijakan Baru Pemerintah Israel, Generasi Muda Wajib Ikut

Pemerintahan Israel dibawah kepemimpingan Benyamin Netanyahu kini mewajibkan adanya wajib militer.

Editor: Ventrico Nonutu
Times of Israel via Tribun Muria.
Pemerintahan Israel dibawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu merilis kebijakan baru yang mewajibkan generasi muda Israel untuk mengikuti wajib militer selama 36 bulan atau 3 tahun. 

“Kami berencana untuk mewajibkan orang-orang ultra-ortodoks bergabung di IDF (militer Israel) dan pegawai sipil nasional. Kami juga tengah melakukan cara untuk mengenai rencana itu," ujar Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.

Pasca kebijakan itu dirilis, warga Israel ultra-ortodoks kompak menolak putusan tersebut.

Dalam tuntunya ribuan orang itu menentang usulan parlemen Netanyahu yang mewajibkan pelajar seminari Yahudi ultra-Ortodoks bergabung dalam perekrutan militer Israel.

Akibat penolakan tersebut, Kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan keluarganya yang berada di ibu kota Tel Aviv di teror dengan menggunakan granat.

Kendati mendapat kritikan pedas, Netanyahu teguh akan memberlakukan kebijakan baru tersebut.

Selain untuk mempertahankan kekuatan militer di Gaza, Netanyahu berdalih wajib militer dilakukan agar warga ultra-ortodoks bisa merasakan beban tugas militer yang sama dengan rakyat Israel lainnya.

Militer Israel Kompak Resign

Militer Israel tengah menghadapi tantangan signifikan tahun ini.

Setidaknya ada 900 perwira kapten dan pangkat utama Pasukan IDF yang meminta berhenti dari kesatuan militer.

Selain melakukan resign massal, para tentara cadangan dari batalion perang juga menolak perintah Perdana Menteri Netanyahu Benyamin untuk melanjutkan invasi melawan Hamas di jalur Gaza.

Tak sampai disitu, sejumlah pasukan dilaporkan kabur dari batalyon demi terhindar dari tugas perang melawan Hamas di jalur Gaza. Akibat masalah ini brigade baru Israel terancam bubar.

Baru-baru ini sejumlah petinggi militer Israel kompak melakukan pengunduran diri atau resign massal dari kursi jabatannya.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengungkapkan bahwa komandan Komando Pusat pasukan pendudukan Israel, Mayor Jenderal Yehuda Fox akan mengundurkan diri pada Agustus mendatang.

Pengunduran diri atau resign massal kabarnya juga turut dilakukan para pemimpin Israel lainnya.

Diantaranya Kepala Staf Angkatan Bersenjata israel, Herzi Halevy dan wakilnya, Amir Baram. Disusul komandan Divisi Gaza, Avi Rosenfeld, serta komandan Distrik Selatan, Yaron Finkelman.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved