Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Sosok Eman Suleman, Hakim Penyelamat Pegi Setiawan, Dikenal Sederhana Tak Punya Rumah Tinggal di Kos
Hakim Eman yang membebaskan Pegi Setiawan dari kasus Pembunuhan Vina dan Eky ternyata merupakan sosok yang sederhana.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Eman Sulaeman hakim tunggal Pegi Setiawan ramai dibicarakan usai membebaskan terduga tersangka kasus Vina Cirebon.
Eman Sulaeman yang menjadi hakim tunggal pada kasus gugatan praperadilan yang dilayangkan Pegi Setiawan pada kasus Vina Cirebon merupakan sosok asal Karawang, Jawa Barat.
Eman, pada sidang dengan agenda putusan di Pengadilan Negeri Bandung, Senin (8/7/2024), membatalkan status tersangka yang disandang Pegi.
Pegi Setiawan yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan sadis Vina Cirebon secara resmi dibebaskan pada Senin 8 Juli 2024.
Hakim tunggal Eman Sulaeman menilai penetapan Pegi sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Jawa Barat tidak sah secara hukum.
Setelah vonis bebas Pegi Setiawan atas kasus Vina Cirebon, kehidupan Eman pun mendapat perhatian.
Kehidupan Eman Sulaeman ternyata jauh dari kemewahan.
Sosok dan kehidupan Hakim Eman Sulaeman ramai dicari warganet.
Hakim Eman yang membebaskan Pegi Setiawan dari kasus Pembunuhan Vina dan Eky ternyata merupakan sosok yang sederhana.
Pulang pergi bekerja pun jalan kaki karena kosan tempatnya istirahat tak jauh dari tempatnya bekerja.
Sisi lainnya, Eman mengaku jadi orang pertama yang memiliki gelar Sarjana di kampungnya di Karawang.
"Keluarga saya semuanya (lulusan) SD, waktu itu di kampung yang kuliah S1 cuma saya. Waktu itu tahun 1995," ucap Eman dikutip dari YouTube CNN, Sabtu (13/7/2024).
Karena jadi orang pertama yang sampai kuliah, Eman bertekad tak ingin gagal.
Eman ingin memberikan contoh berhasil kepada warga di kampungnya.
"Makannya kalau saya gagal jadi contoh buruk, saya harus berhasil,"
"Rata-rata petani pedagang, saya aja yang pertama. Saya harus berhasil biar orang lain tertarik sekolah," sambungnya.
Saat ini Eman dan istrinya menjalani hubungan jarak jauh alias LDR.
Eman tinggal di Bandung, sementara istri dan anak di Pemalang.
Meski begitu, Eman selalu pulang ke Pemalang setiap Jumat sore dan Senin pagi sudah kembali lagi ke Bandung.
"Kadang dua minggu kalau lagi padat, kalau enggak padat ya seminggu. Jumat sore berangkat, Senin subuh udah di sini lagi," sambungnya.

Di Bandung, Eman ternyata tinggal di kosan dekat tempatnya bekerja.
Bukan tanpa alasan, hal itu karena rumah dinas penuh.
Kosan yang ditinggal Eman pun dibayar oleh pemerintah.
"Jumlah rumah dinas terbatas, paling 15 rumah dinas, hakimnya 40," cerita Eman.
Karena kosannya dekat, Eman pun setiap hari jalan kaki untuk bekerja.
"Jalan kaki aja, deket ada di belakang," sambungnya.
Bikin keluarga bangga
Eman bikin keluarganya bangga setelah berhasil membebaskan Pegi.
Aneng (70) yang merupakan ayah Eman ini bercerita perjuangan putranya menjadi hakim tidak mudah.
Bahkan, pada awal kariernya, Eman kerap berutang.
"Awal-awal jadi hakim sering pinjam uang, Rp 5 juta, Rp 3 juta beda-beda waktu pindah tugas kan uangnya engga langsung ada katanya, (Eman)," jelas Aneng.
Akan tetapi selama tujuh tahun terakhir ini, Eman sudah tidak pernah meminjam uang kepada orangtuanya.
"Sudah engga sekarang-sekarang, dulu aja itu suka pinjam ke bapak," imbuhnya.
Sepanjang masa kariernya Eman belum memiliki rumah dan selama ini tinggal di rumah dinas.
"Sederhana anaknya, karena kita juga dari keluarga biasa saja. Saya juga kan cuman buka warung di rumah," kata Aneng.
Aneng mengungkapkan, sejak remaja dan masa sekolah tidak pernah banyak menuntut kepada orangtuanya. Baik itu membeli barang elektronik maupun sepeda motor.
"Engga pernah banyak mau, sekolah aja dia (Eman) pergi sendiri naik angkutan, jalan kaki juga. Kadang saya juga antar jemput pakai motor," beber dia.
Dirinya juga mengaku heran, selama 20 tahun lebih menjadi hakim anaknya belum memiliki rumah mau pun mobil.
"Ya keluarga suka tanya-tanya itu kok jadi hakim biasa-biasa aja. Rumah engga punya, terus biasanya ke saudara atau orangtua kasih uang atau oleh-oleh ini kan engga," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Baca Berita Lainnya di: Google News
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.