Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilkada Jatim

4 Pembantu Presiden Jokowi Digadang Bertarung di Pilgub Jatim 2024, Khofifah Dapat Lawan Sepadan

Inilah sosok 3 pembantu Jokowi yang berpeluang besar jadi penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024, siapa terkuat?

Editor: Alpen Martinus
Nafalia Mamentiwalo Mahasiswi Magang Politeknik Negeri Manado
Ilustrasi Gubernur atau Cagub 

Melansir dari Wikipedia, Sandiaga Salahuddin Uno lahir 28 Juni 1969.

Ia adalah seorang wirausahawan dan politisi berkebangsaan Indonesia.

Saat ini, ia menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merangkap Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada perombakan Kabinet Indonesia Maju, 23 Desember 2020.

Sebelumnya, Sandiaga pernah menduduki jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan untuk masa bakti 2017–2022.

Akan tetapi pada pertengahan masa jabatannya, ia mundur untuk mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019.

Masa kecil Sandiaga banyak dihabiskan di tanah kelahirannya, Rumbai, Pekanbaru. Sandi merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman.

Ayahnya yang berasal dari Gorontalo bekerja di perusahaan Caltex di Riau dan ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian.

Lahir di Rumbai, besar di Duri dan Dumai, tentu membuat Sandiaga kecil bergaul dengan anak-anak di kompleks Caltex (sekarang Chevron kemudian pada tahun 2021 dikelola Pertamina) maupun di luar kompleks.

Setelah ayahnya tidak lagi bekerja di Caltex, keluarga Sandi Uno pindah ke Jakarta sekitar tahun 1970-an.

Sandi Uno bersekolah di SDS Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta Bulungan, SMP Negeri 12 Jakarta, dan SMAS Pangudi Luhur.

Sejak kecil, ia sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas. Kecerdasan yang dimiliki Sandi tidak terlepas dari dorongan yang diberikan oleh ibu kandungnya.

Sandiaga Uno menikah dengan Nur Asia pada 28 Juli 1996 di Singapura.

Keduanya berjumpa saat Sandi masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sedangkan Nur Asia tengah menempuh pendidikan di SMP Al Azhar.

Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Anneesha Atheera Uno, Amyra Athefaa, dan Sulaiman Saladdin Uno.

Sandiaga Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Ia banting setir untuk bangkit dari nol, menjalani awal kariernya menjadi seorang pengusaha.

Bersama rekannya, ia mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.[14] Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.[14] Pada tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.

Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.

Sandiaga Uno lulus dari Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.

Ia mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990.

Di Bank Summa, ia bertemu dan berguru dengan konglomerat William Soeryadjaya pemilik Bank Summa.

Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.

Pada tahun 1993 Sandiaga Uno bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi. Ia kemudian pindah ke MP Holding Limited Group pada tahun 1994.

Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.

Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.[14] Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaannya. Ia pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran.

Sandi mengisi hari-harinya untuk melamar pekerjaan. Namun, tak ada perusahaan yang mau meliriknya. Lamaran kerjanya selalu saja ditolak. Akhirnya, Sandi mencoba peruntungan baru, memulai membuka usaha konsultan keuangan.

Pada tahun 1997 Sandiaga Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.

Salah satu mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya.Setelah berjalan selama satu setengah tahun Sandi kemudian bertemu dengan Edwin Soeryadjaya, putra William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional.

Waktu itu Edwin juga mengalami kesulitan keuangan dan Sandi ditawarkan untuk membangun usaha berbasis investasi. Maka, ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.

Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.

Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandiaga Uno sukses menjalankan bisnis tersebut.

Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.

Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga.Beberapa perusahaan telah dijual kembali, antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.

Pada 2005–2008, Sandiaga Uno menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Selama masa kepemimpinannya, jumlah pengusaha yang tergabung di HIPMI meningkat dari 25.000 orang menjadi 35.000 orang. Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.

Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dolar AS, pada 2007.

Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dolar AS.[16] Pada 2009 Sandi masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.

Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29. Pada tahun 2018 peringkatnya turun di peringkat 85 dengan taksiran kekayaan US$ 300 juta.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved