Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Vina Cirebon

Mulai Terbongkar, Saksi-saksi Kasus Vina Cirebon Muncul, Dipaksa Berbohong hingga BAP Diubah

Mental Udin tak gentar ketika dipanggil penyidik ke Polda Jabar untuk dimintai kesaksiannya di malam Vina dan Eky terbunuh

Editor: Glendi Manengal
Kolase youtube Dedi Mulyadi
Udin, Pram dan Teguh , tiga saksi kasus Vina Cirebon yang kini baru berani mengungkap kejujuran. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus Vina Cirebon hingga saat ini masih terus berlanjut.

Setelah film Vina, kasus kembali viral hingga jadi sorotan publik.

Diketahui kasus Vina Cirebon kini muncul banyak kejanggalan.

Hal ini setelah banyaknya saksi yang mulai muncul dan angkat bicara.

Bahkan salah satu saksi didatangi polisi.

Diketahui kasus Vina Cirebon pada 2026 silam sudah ada beberapa tersangka.

Namun dari pengakuan para saksi kini muncul kejanggalan terhadap para terpidana kasus Vina Cirebon.

Beberapa saksi mengungkap bahwa para terpidana menginap di rumah kosong milik Ketua RT.

Terkait hal tersebut berikut ini sejumlah keterangan saksi kasus Vina Cirebon.

Mental Udin tak gentar ketika dipanggil penyidik ke Polda Jabar untuk dimintai kesaksiannya di malam Vina dan Eky terbunuh pada Sabtu (27/8/2016) silam. 

Ia mengatakan kesaksian yang dialaminya dengan yakin pada kejadian 8 tahun silam itu.

Di malam minggu itu, pria bernama lengkap Ahmad Saefudin tersebut sedang menginap di rumah kosong milik Ketua RT setempat, Abdul Pasren. 

Udin pun mengaku bahwa para terpidana itu turut tidur bersamanya di rumah Pasren ketika peristiwa keji itu terjadi. 

Udin menyampaikan saat itu dia dijemput oleh Eko di bengkel milik Pak Toto sekitar 18.30 WIB pada Sabtu (27/8/2016). 

"Nah begitu jam 8 (malam) pergi lah ke (warung) Bu Nining, itu udah ada orang, lagi pada minum ciu, saya ikut minum, ngobrol-ngobrol di situ sampai Jam 9. Jam 9 ibu Nining negur karena udah malem. Udin pindah ke Rumah Hadi di pertigaan, tiduran di situ karena pala pusing kan," jelasnya kepada Dedi Mulyadi seperti dikutip dari Youtube Channel Dedi Mulyadi yang tayang pada Senin (10/6/2024).

Udin bersama sejumlah terpidana tidur di Rumah Hadi sampai sekitar pukul 22.00 WIB. 

Setelah itu, mereka berpindah tempat ke rumah kosong milik Ketua RT, Abdul Pasren. 

"Pindahlah ke rumah Pak RT, udah tidur. Pulang pagi," tambahnya. 

Beruntung, kesaksiannya tak membuat Udin terseret ke dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky

Ia hanya dimintai keterangan saja terkait peristiwa keji itu. 

Tak Goyah

Udin tak goyah ketika ia kembali diperiksa oleh penyidik di Polda Jabar dan harus menjelaskan peristiwa 8 tahun silam itu. 

Keterangannya tetap konsisten seperti kesaksian yang dialaminya saat itu. 

"Tidak ubah BAP. Di Polda (Jabar) sama enggak mengubah BAP sama," ujarnya. 

Namun, setelah itu, ia sempat didatangi pihak kepolisian ke rumah. 

Di sana, Udin ditanya kembali oleh penyidik soal kesaksiannya. 

"Kamu tidur di tempat Pak RT. Sedangkan Pak RT enggak ngakuin," kata penyidik. 

"Nanti kamu dipertemukan sama Pak RT, kamu berani?" tanya penyidik lagi. 

Mendengar itu, Udin menjawab bahwa dirinya berani bertemu 4 mata dengan Ketua RT tersebut.

"Berani saya bilang," pungkasnya. 

Dituntun penyidik

Sementara itu, teman para terpidana, Pramudya Wibawa Jati (25), angkat bicara dan mengaku bahwa dirinya telah memanipulasi laporan BAP yang dibuat pada tahun 2016 silam.

Namun, manipulasi itu dipengaruhi oleh pihak penyidik.

Pram, sapaan Pramudya, bercerita awalnya ia bersama para terpidana lain kala itu nongkrong di warung Bu Nining sekitar jam 20.00 WIB pada Sabtu (27/8/2016). 

Ia dibonceng Teguh, temannya, menggunakan motor ke Warung Bu Nining. 

"Terus nyampe di situ (warung), saya balik lagi nganterin motor mamangnya Teguh naro di rumah, balik lagi ke situ (warung)," cerita Pram kepada Dedi Mulyadi di channel Youtube Dedi Mulyadi yang tayang pada Minggu (9/6/2024). 

Di warung itu, Pram minum minuman keras jenis ciu bersama para terpidana.

Ia tak tahu beli ciu tersebut di mana lantaran ketika tiba minuman keras itu sudah tersedia.

"Sampai jam 9 tuh pindah ke rumah Hadi (salah satu terpidana). Udah pusing kepala. Rumah Hadi di dekat warung Bu Nining. Anak-anak masih ngumpul," lanjutnya. 

Sekitar jam 9 an, Pram diajak Teguh untuk membeli nasi kuning. 

Barang sekitar 15 menit, Pram kembali lagi ke Rumah Hadi setelah membeli dua bungkus nasi kuning.

"Ke Rumah Hadi lagi, tempat ngumpul-ngumpul. Sampai sekitar jam 10 lebih baru pindah ke kontrakan Pak RT.  Tidur di situ, jadi enggak ada yang kemana-mana. Seingat saya," ujar Pram

BAP diubah

Dalam pengakuannya, Pram membantah bahwa para terpidana Eko Ramadhani, Hadi Saputra, Jaya, Eka Sandi, Sudirman dan Supriyanto terlibat di malam Eky dan Vina terbunuh. 

Pasalnya Pram saat itu mengatakan sedang menginap di rumah kosong milik anak dari Pasren, Ketua RT saat itu.

Namun, dalam BAP pada tahun 2016 kala itu, Pram mengaku dituntun oleh penyidik untuk mengubah kebenaran. 

"Waktu dulu di BAP tahun 2016 saya ngomong jujur, seadanya, seingat saya, sepengetahuan saya. Tidur di rumah Pak RT (Pasren)," ceritanya. 

Mendengar itu, penyidik menampik pengakuan Pram lantaran Ketua RT saat itu, Pasren, dan anaknya, Kahfi, tidak mengakui Pram dan para terpidana yang lain menginap di sana. 

"'Kamu tidur di rumah Pak RT sedangkan Pak RT sama anaknya tidak mengakui kamu tidur di situ,'" ujar Pram menirukan perkataan penyidik kala itu. 

Oleh penyidik, Pram pun dituntun untuk mengubah BAP-nya. 

"Diubah BAP-nya, jadi setelah jam 9 malam kamu pergi beli nasi kuning langsung pulang ke rumah kamu aja, tidur di rumah. Disuruh begitu," ujar Pram menirukan perkataan penyidik saat itu. 

Pram yang merasa ketakutan dengan penyidik akhirnya menuruti suruhannya. 

Padahal, kejadian yang sebenarnya, Pram dan para terpidana menginap di rumah Pasren. 

Liga Akbar juga mengaku ubah BAP sama penyidik

Saksi lainnya, Liga Akbar, mengaku bahwa BAP-nya pada tahun 2016 bukan yang sebenarnya. 

Liga Akbar merasa tak tenang dengan peristiwa 8 tahun silam yang mencuat kembali. 

Ada kesadaran dalam dirinya untuk mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dia alami. 

Kuasa Hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyach, menceritakan kronologi yang disampaikan oleh kliennya itu. 

Pada hari Sabtu (27/8/2016), Liga Akbar tengah bermain ke rumah Eky di Majalengka. Diketahui Eky sering tinggal di sana bersama ibunya. 

Eky dan Liga kemudian mengendarai motor masing-masing untuk pergi ke Kuningan. 

"Di situ mereka bareng bawa motor masing-masing karena rencananya Eky itu mau ke Kuningan ada acara musyawarah Grup XTC di Kuningan," cerita Yudia kepada Dedi Mulyadi, Youtuber sekaligus Politikus Gerindra di Channel Youtube-nya pada Jumat (7/6/2024). 

Dalam perjalanan, Eky dan Liga mampir ke Cirebon, tepatnya di warung depan SMA 4. 

Liga tak berniat ikut Eky mengikuti acara tersebut, tetapi ia ikut nongkrong di sana. 

"Sebelum Magrib, Eky pamit mau jemput Vina ke rumahnya," kata Yudia.

Menjelang Isya, Eky balik lagi ke warung itu bersama Vina. Mereka kemudian nongkrong kembali. 

Di warung tersebut, Eky merokok sambil minum kopi. 

"Acaranya kan sekitar jam 8 (malem) lah, Eky dan Vina kemudian pamit ke Kuningan, tapi mau lewat ke Arumsari, Eky ada rumah juga di sana," lanjutnya.

Eky dan Vina pamit pergi dari warung itu, meninggalkan Liga. 

Itu lah momen terakhir komunikasi mereka. 

"Cuman sempet ada obrolan, Eky itu nunjukkin foto katanya ini ada orang yang ngajak ribut," katanya. 

Kronologi versi BAP

Namun, dalam BAP tahun 2016, keterangan yang tertulis sangat jauh berbeda, menjurus kepada kebohongan. 

Bagaimana tidak, Liga Akbar ikut bersama Vina dan Eky setelah nongkrong di warung.

Mereka bertiga lalu melewati SMPN 11 Cirebon. 

"Saat mereka lewat, diteriaki, dilempari dan dikejar akhirnya Liga menyelamatkan diri masuk gang," kata Yudia. 

Liga Akbar menyelamatkan diri masuk gang kemudian mencari jalan untuk pulang ke rumah. 

Setelah 30 menit berselang, dia balik lagi ke warung. 

Padahal, kejadian itu tak dialaminya. 

"Yang sebenarnya Liga itu tidak nganter, dia sampai SMP 4 bubar masing-masing. Eky dan Vina jalan, Liga ga ikut. Liga nongkrong di depan sma 4 sampai jam sekitar 12 malam," tambahnya. 

Setelah itu, Liga baru mendapatkan kabar bahwa Eky dan Vina sudah ada di rumah sakit. 

Siapa yang suruh ubah BAP?

Mendengar penjelasan Yudia, Dedi Mulyadi pun bertanya-tanya soal keterangan di BAP yang tertulis pada tahun 2016 dengan fakta yang sebenarnya. 

"Liga itu siapa yang mengarahkan buat BAP yg bersifat kebohongan?" tanya Dedi heran. 

Yudia pun menjawab bahwa kala itu hanya ada Liga dan penyidik di ruangan. 

"Nah itu pertanyaannya, makanya saya bilang ke media juga karena di ruangan itu cuma ada Liga dan penyidik, disimpulkan aja," jawabnya. 

"Siapa yang memeriksa Liga di BAP lama tinggal dibuka. Pak Kapolri, Pak Kabareskrim, Pak Kapolda Jabar semoga dengan cepat kasus ini akan tuntas," tambah Dedi Mulyadi. 

(Sumber TribunJakarta)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved