Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah Perang 6 Hari, Israel Kalahkan 4 Negara Arab dalam Waktu Seminggu, Kuasai Yerusalem Timur

Sejarah Timur Tengah, pada tahun-tahun menjelang tahun 1967 merupakan kawasan yang penuh dengan ketegangan dan manuver geopolitik.

Editor: Rizali Posumah
HO/Wikipedia
Tentara Israel memeriksa pesawat terbang Mesir yang telah dihancurkan 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu perang yang tak terlupakan dalam sejarah Timur Tengah adalah Perang Enam Hari.

Perang ini melibatkan Israel melawan empat negara Arab, Mesir, Suriah, Yordania dan Irak serta dua sekutu mereka Lebanon dan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina).

Perang ini dikenal sebagai Perang Enam Hari karena berlangsung singkat selama enam hari dari tanggal 5 Juni 1967 hingga 10 Juni 1967.

Warga Palestina dan beberapa negara Arab mengenang Perang Enam Hari dengan.

Perang Enam Hari berakhir ditandai dengan penandatanganan kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 11 Juni.

Kemenangan diraih Israel. Perang ini melumpuhkan kekuatan militer Mesir, Suriah, dan Yordania.

Sebab Israel berhasil menewaskan sekitar 20.000 orang serdadu mereka.

Sementara korban dari sisi Israel hanya 1.000 orang serdadu

Penyebab

Sejarah Timur Tengah, pada tahun-tahun menjelang tahun 1967 merupakan kawasan yang penuh dengan ketegangan dan manuver geopolitik.

Berdirinya Negara Israel pada tahun 1948 telah memicu konflik. Dengan terjadinya Perang Arab-Israel, yang sering disebut sebagai Perang Kemerdekaan atau Nakba, mengakibatkan gencatan senjata pada tahun 1949.

Gencatan senjata ini menetapkan perbatasan sementara, yang dikenal sebagai Garis Hijau, namun tidak menyelesaikan sengketa wilayah atau status pengungsi Palestina.

Sepanjang tahun 1950-an dan awal 1960-an, pertempuran kecil dan konfrontasi sering terjadi di sepanjang perbatasan antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.

Yang paling kontroversial adalah hubungan Israel dengan Mesir.

Krisis Suez tahun 1956, ketika Israel, berkolusi dengan Inggris dan Prancis, menginvasi Semenanjung Sinai sebagai tanggapan atas nasionalisasi Terusan Suez oleh Mesir, semakin memperburuk ketegangan.

Meskipun krisis ini berakhir dengan penarikan pasukan di bawah tekanan internasional, krisis ini menjadi preseden bagi keterlibatan militer di wilayah tersebut.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved