Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Vina Cirebon

Sosok Suroto, Pria yang Temukan Vina dan Eky di Jembatan 8 Tahun Lalu, Kini Didatangi LPSK

Setelah memberikan kesaksian terkait kasus Vina, Suroto didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Jumat (7/6/2024).

Editor: Erlina Langi
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Sosok Suroto, Pria yang Temukan Vina dan Eky di Jembatan 8 Tahun Lalu, Kini Didatangi LPSK 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus kematian Vina Cirebon masih belum tuntas

Belakangan ini muncuk sosok bernama Suroto 

Pria 50 tahun itu dikabarkan sebagai salah satu saksi kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Diketahui, Suroto merupakan warga Kecamatan Talun, Cirebon, Jawa Barat

Kasus yang terjadi pada 2016 silam penuh teka-teki

Sosok Suroto yang muncul dikabarkan sebagai orang yang menemukan Vina dan Eky saat tergeletak di jembatan 8 tahun silam.

Meski sempat berupaya menolong Vina, namun nyawa Vina tak tertolong.

Sedangkan Eky ditemukan di jembatan dalam kondisi meninggal.

Suroto merasa janggal ketika petugas kepolisian menyatakan Vina dan Eky tewas kecelakaan.

Berdasarkan kesaksian Suroto, sepeda motor yang dikendarai Eky kondisinya normal.

Setelah memberikan kesaksian terkait kasus Vina, Suroto didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Jumat (7/6/2024).

Wakil Ketua LPSK, Wawan Fahrudin, menyatakan sejumlah saksi juga meminta perlindungan selain Suroto.

"Betul (LPSK datang ke Suroto). Kami sudah punya kesepakatan kalau terkait dengan kasus Vina ini nanti pak ketua yang menyampaikan ke teman-teman pers," paparnya, Jumat (7/6/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Menurutnya, LPSK akan mendalami keterangan para saksi sebelum memberikan perlindungan.

"Karena beberapa saksi tidak ada kesinkronan. Jadi, kita cukup berhati-hati menyampaikan ke teman-teman pers, biar tidak ada kesalahan," terangnya.

Ia berharap LPSK dapat membantu upaya pengungkapan kasus pembunuhan yang terjadi 2016 lalu.

"Ini juga kaitannya dengan masalah kemanusiaan. Kita pengin mengungkap kebenaran supaya kasus ini lebih terang karena ini juga hak informasi publik," tukasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Suroto menerima tawaran perlindungan dari LPSK.

Hingga saat ini, Suroto belum mendapat ancaman selama berstatus sebagai saksi.

Kesaksian Suroto

Diketahui, Vina dan Eky tewas dianiaya. Namun para pelaku merekayasa kasus ini menjadi kecelakaan.

Vina dan Eky yang sudah tak berdaya dibawa ke Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada 27 Agustus 2016.

Para pelaku membiarkan Vina dan Eky tergeletak serta meninggalkan sepeda motor di sebelahnya.

Warga yang menolong Vina dan Eky, Suroto mengatakan, lokasi penemuan korban rawan aksi penjambretan dan pembegalan.

Saat kejadian, Suroto sedang berjaga dan melihat ada kerumunan orang di Jembatan Talun.

"Saya sering berada di Polsek Talun sejak pukul 20.00 WIB untuk berjaga dan berkeliling."

"Pada waktu itu, posisi gerimis sekitar pukul 22.00 WIB di Jembatan Talun, saya melihat banyak orang berkumpul," ucapnya, Kamis (6/6/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Ia menjelaskan para pengendara motor banyak yang melihat kedua korban tergeletak, tapi tidak segera menolong.

"Jasad laki-laki berada sekitar 2 meter dari median jalan, sedangkan perempuan sekitar 5 meter dari laki-laki tersebut, dan motor mereka tergeletak sekitar 5 meter lagi ke arah Sumber," sambungnya.

Suroto berupaya mengecek kondisi kedua korban dan terungkap Eky sudah meninggal dunia.

"Pertama, yang saya lakukan pegang jasad laki-laki, saya tanya, 'dek dek', itu sudah enggak jawab. Langsung saya vonis saat itu, 'ini sudah meninggal'," tukasnya.

Vina dinyatakan masih hidup, bahkan sempat meminta tolong.

"Karena dia bilang 'tolong, tolong'. Kata saya. 'Iya, dik, sabar ya mobilnya (ranger kepolisian) lagi meluncur ke sini, nanti diantar ke rumah sakit'," katanya.

Kedua korban kemudian dievakuasi menggunakan mobil ke RSD Gunung Jati.

Suroto ikut mengangkat kedua korban ke mobil.

"Banyak lukanya. Luka robeknya itu ada. Saya ngobrol sama istri, 'kok jatuh kayak gitu, motor tidak apa-apa, tapi banyak luka'," terangnya.

Suroto merasa yang janggal dengan kasus ini lantaran kondisi motor korban baik-baik saja.

Sejak awal Suroto menduga korban tewas dianiaya lantaran tubuhnya penuh luka lebam.

"Itu mukanya, enggak laki, enggak perempuan lebam semua kayak habis disiksa."

"Diapa gitu, banyak luka. Eki luka dari kepala ada. Pas saya copot helmnya, darahnya banyak waktu itu. Yang jelas luka parah. Mukanya lebam semua," bebernya.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved