Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilkada Jakarta

Prediksi 3 Poros Pertarungan di Pilgub Jakarta, Adu Ketat Kekuatan Anies va Ahok vs Ridwan Kamil

Mantan Capres dan Eks Gubernur, Anies Baswedan mengaku sedang menimbang peluang kembali tampil sebagai cagub Jakarta.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
Prediksi 3 Poros Pertarungan di Pilgub Jakarta, Adu Ketat Kekuatan Anies va Ahok vs Ridwan Kamil 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024 kian menarik dibicarakan.

Pasalnya Tokoh-tokoh tersohor pun mulai bermunculan.

Mulai dari politisi papan atas, menteri, mantan gubernur, mantan capres, hingga eks Panglima TNI.

Salah satunya ialah Mantan Capres dan Eks Gubernur, Anies Baswedan mengaku sedang menimbang peluang kembali tampil sebagai cagub Jakarta.

Menyikapi hal itu, diprediksi Pilkada kali ini akan melahirkan tiga poros koalisi.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Besok Sabtu 8 Juni 2024: Beberapa Wilayah Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem

Ketiga poros tersebut bakal terbentuk dari parpol-parpol dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat.

Sedangkan poros kedua yakni muncul dari pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di DPRD Jakarta, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

PKS saat ini mendapatkan kursi paling banyak di DPRD Jakarta dalam gelaran Pileg 2024 sebanyak 18 kursi.

Hanya saja jumlah kursi itu masih kurang sehingga mesti berkoalisi dengan partai lain.

Selanjutnya, poros ketiga yakni dibentuk oleh PDIP. Sebagai partai peringkat kedua di Pileg DPRD Jakarta dengan jumlah kursi sebanyak 15 kursi, PDIP berkemungkinan mengupayakan mencalonkan kandidatnya sendiri untuk maju di Pilkada Jakarta.

CEO Lembaga Survei Proximity Indonesia Whima Edy Nugroho, beberapa waktu lalu mengatakan, untuk poros pertama, partai politik yang tergabung pada KIM akan menyodorkan nama Ridwan Kamil.

"Mungkin dia akan berpasangan dengan kandidat yang berasal dari parpol di KIM, bisa berasal dari Partai Gerindra, misalnya Ahmad Riza Patria atau Budisatrio Djiwandono," katanya.

Sedangkan di poros kedua, PKS sebagai pemenang pemilu di DPRD Jakarta kemungkinan mempunyai kandidat tersendiri.

Dari beberapa nama yang muncul, menurutnya, kemungkinan nama Anies Baswedan masih menjadi salah satu kandidat kuat yang akan dicalonkan oleh PKS.

"Mungkin saja PKS melakukan koalisi dengan partai-partai yang sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan di Pilpres 2024."

Terkait, PDIP, di poros ketiga, ia memprediksi nama yang paling kuat saat ini tetap Basuki Thahaja Purnama atau Ahok, walaupun muncul nama-nama yang lain.

"Jadi nantinya mungkin PDIP akan menggandeng beberapa partai lain, kalau dulu dia bisa mencalonkan sendiri saat ini kan dia enggak bisa mencalonkan sendiri harus berkoalisi," terangnya.

Whima melanjutkan, menurut analisisnya, PDIP bisa jadi melakukan koalisi dengan partai di Koalisi Perubahan, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Mungkin ada kemungkinan PDIP bergabung dengan PKB dengan mengusung Ahok dan Ida Fauziyah atau Ahok dengan kader PKB lainnya misalnya. Atau mungkin ditambah lagi dengan PPP ke Perindo yang selama ini sudah bergabung di non pemerintah atau koalisi di luar koalisi indonesia maju," tuturnya.

Prediksi

Politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diprediksi kalah dan tidak lolos ke putaran 2 jika bertarung dengan calon gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.

Itu terjadi jika Pilkada Jakarta 2024 diikuti tiga calon gubernur Ahok, Anies, dan Ridwan Kamil.

Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi  dalam dialog Kompas TV, Kamis (6/6/2024).

“Diantara calon yang tersedia, top three-nya ada Mas Anies, ada Ahok, ada Ridwan Kamil. Ahok yang paling mungkin. Tapi kalau head to head, Ahok juga kalah, dilihat dari survei,” ucap Burhanuddin.

Ahok memang memiliki loyalis kuat yang mungkin mendukungnya pada Pilgub Jakarta.

Namun, menurut Burhanuddin, dukungan dari para loyalis kuat saja tidak cukup bisa mengantarkan Ahok menjadi pemenang.

“Ahok memang punya basis loyalis kuat, tetapi ketika tidak ada yang mendapatkan 50 persen sesuai dengan syarat kemenangan satu putaran di Jakarta, maka Ahok akan melawan baik Anies atau Ridwan Kamil,” ujar Burhanuddin.

“Nah itu pendukung terutama kelompok muslim yang banyak tinggal di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat itu cenderung kurang memilih Ahok di putaran kedua. Cukup untuk mengantarkan Ahok di putaran pertama, tetapi tidak cukup untuk memenangkan pertarungan.”

Meski demikian, Burhanuddin menyampaikan situasinya terkait PIlgub Jakarta masih bisa berubah karena Pilkada baru dilaksanakan November 2024.

“Minimal masih ada waktu 2 bulan sebelum pendaftaran calon, nama yang tersedia dari internal itu masih sangat minimal, saya kira Mbak Puan belum pakai tanda titik itu, masih ada tanda komanya,” kata Burhanuddin.

Sinyal dari Puan Maharani

Sebelumnya Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, memberi sinyal calon yang diusung di Pilkada Jakarta.

"Menarik juga Pak Anies," kata Puan  di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024) kemarin.

Namun dia enggan mengungkapkan apakah PDIP akan mengusung kader atau sosok eksternal di Pilkada Jakarta.

Ketua DPR RI ini menjelaskan PDIP akan realistis melihat situasi dan dinamis Pilkada serentak 2024.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved