Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Dua Hal Ini Picu Deflasi di Sulawesi Utara, Sentuh Angka 0,7 Persen

Menurut Asim, deflasi terdalam terjadi di Minahasa Utara, kemudian Kotamobagu dengan komoditas penahan inflasi terbesar yaitu beras. 

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Pedagang beras di Pasar Bersehati, Manado melayani pembeli. Harga beras turut andil terhadap deflasi di Sulawesi Utara pada Bulan Mei 2024 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami deflasi 0,07 persen pada Bulan Mei 2024.

Harga beras dan tiket pesawat menjadi penyumbang deflasi terbesar pada bulan tersebut.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, ini deflasi ketiga di tahun 2024 setelah sebelumnya terjadi pada Januari dan Februari. 

Baca juga: Sulawesi Utara Deflasi 0,63 Persen di Bulan Februari 2024, Gara-gara Harga Tomat

"Sehingga inflasi secara year on year (YoY) sebesar 4,15 persen,” ujar Asim, Senin (3/6/2024). 

Asim mengatakan, komoditas dominan yang menahan inflasi yaitu beras dan angkutan udara. 

Kemudian ikan Malalugis, ikan Sohiri, ikan Deho, dan bawang merah. 

“Sementara komoditas yang mendorong inflasi antara lain, tomat, cabai rawit, daging babi, semangka, dan emas perhiasan,” katanya.

Menurut Asim, deflasi terdalam terjadi di Minahasa Utara, kemudian Kotamobagu dengan komoditas penahan inflasi terbesar yaitu beras. 

Sementara Kota Manado mengalami inflasi yang disumbang oleh komoditas tomat. “Tingkat inflasi month to month tertinggi terjadi di Minahasa Selatan dengan komoditas tomat sebagai penyumbang inflasi terbesar,” ungkapnya

Kata Asim, pada Mei 2024 Sulawesi Utara mengalami inflasi year on year (YoY), sebesar 4,15 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,93. 

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 7,36 persen dengan IHK sebesar 108,69 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,81 persen dengan IHK sebesar 105,77,” ucapnya.

Ia mengatakan, komoditas daging babi masih menjadi pendorong inflasi terbesar secara YoY. 

Kemudian beras, cabai rawit, tomat, dan angkutan udara. “Komoditas yang menahan inflasi YoY yakni beberapa jenis ikan, seperti ikan tude, malalugis, minyak goreng, air kemasan, dan ikan deho,” tuturnya.(ndo) 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved