Donald Trump Terancam Penjara
Sosok Donald Trump, Kini Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Masuk Penjara
Donald Trump terancam dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan New York setelah dinyatakan bersalah karena terbukti melanggar 34 tuduhan kejahatan
Pada 1968, selama Perang Vietnam, dia mendapatkan diagnosis taji tulang, yang membuatnya memenuhi syarat untuk pembebasan medis dari wajib militer (dia sebelumnya menerima empat rancangan penundaan untuk pendidikan).
Bisnis keluarga Trump
Setelah lulus, Trump mulai bekerja untuk bisnis ayahnya, membantu mengelola kepemilikannya atas perumahan sewaan yang dikelola antara 10.000 sampai 22.000 unit.
Pada 1974 dia menjadi presiden pada konglomerasi korporasi dan kemitraan yang dimiliki keluarga Trump, yang kemudian dia beri nama Trump Organization.
Selama 1960-an dan awal 1970-an, pengembangan pembangunan perumahan yang dimiliki Trump di New York City, Cincinnati, Ohio, dan Norfolk, Virginia, merupakan target dari beberapa kasus diskriminasi rasial terhadap orang Afro-Amerika dan kelompok minoritas lainnya.
Pada 1973 Fred (adiknya) dan Donald Trump, bersama dengan perusahaan mereka, digugat oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) karena diduga melanggar Undang Undang Perumahan yang Adil (1968) dalam pengoperasian 39 gedung apartemen di New York City.
Pihak Trump awalnya memperjuangkan keadilan pada Departemen Kehakiman dengan 100 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,6 triliun karena menuduh (hal itu) dapat membahayakan reputasi mereka.
Gugatan itu diselesaikan dua tahun kemudian di bawah perjanjian, yang tidak mengharuskan Trump mengakui kesalahannya.
Pada akhir 1970-an dan 1980-an, Donald Trump memperluas bisnis ayahnya dengan berinvestasi di hotel-hotel mewah dan properti perumahan dan dengan mengalihkan fokus geografisnya ke Manhattan dan kemudian ke Atlantic City, New Jersey.
Dalam ekspansi bisnis tersebut, dia sangat bergantung pada pinjaman, hibah, dan bantuan keuangan lain dari ayahnya, serta pada koneksi politik ayahnya di New York City.
Menjadi presiden
Kampanye Presiden Trump untuk posisi kepresidenan banyak diguncang kontroversi. Termasuk munculnya rekaman pada 2005 yang memuat pernyataan Trump yang cabul tentang perempuan.
Juga termasuk opini dari salah satu anggota partainya sendiri yang menganggapnya tidak cocok menjadi presiden.
Namun, bagaimana pun Trump yang terpilih menjadi presiden AS ke-45 pada akhirnya bertemu dengan Barack Obama untuk membicarakan transisi dua hari setelah pemilihan umum.
Para penggemar Trump saat itu berkesempatan berjumpa dengan Trump di Gedung Oval.
Donald Trump adalah presiden AS pertama yang tidak pernah memegang jabatan terpilih atau bertugas di militer.
Itu artinya, dia telah membuat sejarah sebelum dia dilantik sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat pada 20 Januari 2017 lalu.
(Sumber Tribunnews/Kompas)
Peringati Hari Ozon, Dua Komunitas Pecinta Alam di Manado Tanam Pohon dan Bersihkan Drainase |
![]() |
---|
Steven Kandouw Sah Plt Ketua PDIP Sulawesi Utara, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Harga Rica Naik, Tomat Turun, Cek Daftar Harga Bahan Pokok Lainnya di Pasar Bersehati Manado |
![]() |
---|
Sosok Aurelie Kasenda, Dokter Muda yang Raih Gelar Wakil I Noni Sulut 2025 |
![]() |
---|
Dokter di China Lakukan Operasi Paru-paru Babi ke Tubuh Manusia, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.