Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gramedia

Pencetakan dan Pengiriman Buku Pengayaan Pendukung Gerakan Literasi Nasional Anggaran 2024

Salah satu upaya yang dilakukan berupa penyusunan bahan penguatan literasi, baik dalam bentuk buku cetak maupun digital.

Editor: Chintya Rantung
IST,Gramedia
Pengiriman Buku Pengayaan Pendukung Gerakan Literasi Nasional tahun 2024 oleh Kemendikbudristek 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebijakan Merdeka Belajar adalah upaya transformasi pendidikan yang dilakukan secara holistik untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik sebagai bekal menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Peningkatan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik menjadi salah satu fokus dari kebijakan Merdeka Belajar tersebut.

Hal itu karena kecakapan literasi anak-anak di Indonesia masih tergolong rendah.

Hasil Survei Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2022 menunjukkan penurunan sebesar 12 poin.

Meskipun penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata penurunan skor literasi secara internasional sebesar 18 poin, hal ini tetap perlu mendapat perhatian.

Sejalan dengan data tersebut, hasil Asesmen Nasional (AN) 2022 juga menunjukkan 38,47 persen peserta didik tingkat sekolah dasar belum mencapai kompetensi minimum di bidang literasi. 

Selain mutu proses pembelajaran, aktivitas dan minat baca peserta didik memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kecakapan literasi.

Beberapa penyebab masih rendahnya minat baca adalah karena kurangnya akses untuk membaca, yaitu minimnya ketersediaan buku bacaan yang berkualitas dan fasilitas perpustakaan, terutama di daerah-daerah terpencil (Indeks Alibaca, 2019). 

Oleh sebab itu, ketersediaan buku bacaan bermutu menjadi penting untuk mendukung kegiatan literasi di sekolah.

Badan Bahasa, sebagai salah satu unit utama di Kemendikbudristek, diharapkan ikut berperan aktif dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia (terutama pada anak-anak usia sekolah).

Salah satu upaya yang dilakukan berupa penyusunan bahan penguatan literasi, baik dalam bentuk buku cetak maupun digital.

Penyusunan bahan pengayaan pendukung literasi secara rutin dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 2016 sampai sekarang (tahun 2024).

Jumlah buku yang telah disusun sejak tahun 2016—2023 dan lulus penilaian dari Pusat Perbukuan ada lebih dari 800 judul buku untuk jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA.

Buku-buku tersebut juga telah didigitalkan dan diunggah di laman http://budi.kemdikbud.go.id sehingga dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Beberapa buku juga telah dibuat dalam versi buku audio sehingga anak- anak berkebutuhan khusus juga dapat menikmati buku-buku pengayaan literasi tersebut.

Sesuai dengan arahan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, dan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Azis, pada tahun 2022 Badan Bahasa telah mencetak dan mengirimkan buku pengayaan pendukung literasi sebanyak 15.237.226 eksemplar untuk SD dan 119.260 eksemplar untuk PAUD di daerah 3T.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved