Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilkada Sulut

Sosok Carlo Tewu, Mantan Kapolda Sulut Daftar Calon Gubernur Sulawesi Utara, Pernah Tangkap Teroris

Mantan Kapolda Sulawesi Utara ini mendaftar sebagai cagub Sulut ke KSSM di Jakarta, Jumat (3/5/2024) malam ini.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado
Carlo Tewu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pilkada serentak sebentar lagi digelar.

Di berbagai daerah di Indonesia sejumlah figur kepala daerah sudah mulai mendaftarkan diri untuk maju menjadi calon bupati, wakil bupati, calon walikota wakil walikota hingga calon gubernur dan wakil gubernur.

Hal ini pula dilakukan oleh Carlo Tewu.

Carlo Tewu bagi dunia kepolisian bukan sosok asing.

Ia adalah jenderal polisi yang pernah menjabat Kapolda Sulut.

Kini Carlo Tewu dikabarkan telah menjadi kandidat gubernur Sulawesi Utara (Sulut).

Carlo Tewu mendaftar sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara.

Mantan Kapolda Sulawesi Utara ini mendaftar sebagai cagub Sulut ke KSSM di Jakarta, Jumat (3/5/2024) malam ini.

Pendaftaran Carlo Tewu diterima Ketua KSSM, Conny Rumondor dan Ketua DPD Partai Golkar, Tetty Paruntu.

Merapatnya Carlo ke KSSM sudah diduga.

Sebelumnya, terjadi pertemuan antara Tetty Paruntu dan Carlo belum lama ini di Jakarta.

Sebelum Carlo Tewu, mantan Jaksa Agung Muda, Jan Samuel Maringka juga mendaftar ke KSSM.

Conny Rumondor bilang, pendaftaran bakal ditutup Sabtu 4 Mei 2024. "Setelah itu diproses. Kita akan laporkan ke DPP dan Koalisi di pusat," jelas Conny.

Menurutnya, semua figur yang mendaftar nantinya akan 'disodorkan' ke DPP parpol koalisi. "Ada proses kan, bertahap," jelas Ketua Gerindra Sulut ini.

Adapun partai penyokong KSSM di Sulut, yakni Gerindra, Golkar, PSI, Nasdem dan Perindo.

Sosok Carlo Tewu

Carlo tokoh nasional yang berdinas di kepolisian dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal dan pernah menjadi Kapolda Sulawesi Utara 2009-2010 yang sebelumnya didahului sebagai Wakapolda. 

Selepas berdinas di Kepolisian Carlo Tewu berkiprah sebagai pejabat tinggi sipil dimulai dengan Staf Ahli Menteri Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam yang saat itu dijabat Wiranto.  

Tak lama berselang Carlo ditunjuk Mendagri Alm Tjahyo Kumolo menjadi Pejabat Gubernur Sulawesi Barat tahun 2016-2017. Jabatan itu memberinya pengalaman top eksekutif. 

Sekembalinya bertugas sebagai Gubernur, Jenderal kelahiran Tondano, 13 September 1962 ini langsung diangkat oleh Wiranto menjadi pejabat Eselon 1 yaitu Deputi V Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam 

Ketika Erick Thohir menjadi Menteri BUMN, Carlo Tewu diminta ikut membenahi BUMN dengan jabatan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. 

Bersama Erick Thohir, Carlo berhasil membenahi perseteruan hukum antar sesama BUMN. Bahkan ikut membongkar beberapa korupsi besar di tubuh BUMN. 

Dalam menjalankan tugas sebagai perwira polisi maupun pejabat tinggi sipil, Carlo Tewu telah mengemban banyak tugas yang tentunya disertai berbagai prestasi. 

Sebagai polisi Carlo sukses menangkap teroris besar seperti Imam Samudera dan Ali Imron. 

Pria penyuka olahraga golf dan jetski ini juga pernah ditugaskan sebagai Sekretaris Satgas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi. Juga, Ketua Satgas Kebakaran Hutan Lahan. 

Saat ini penerima Bintang Bhayangkara Pratama Polri ini masih bertugas sebagai Tenaga Ahli Kementerian BUMN Bidang Hukum serta menjadi Komisaris BUMN PT Bukit Asam Tbk.

Profil Carlo Tewu

Carlo Tewu lahir pada 13 September 1962 di Rerewokan, Tondano Barat, Kabupaten Minahasa.

Dia sendiri lulus Sespimpol pada tahun 1998, Pendidikan di Lemhanas pada tahun 2005, dan Sespati POLRI pada tahun 2008.

Carlo tewu bergabung ke kepolisian lewat sekolah Akademi Kepolisian, dan lulus tahun 1985 saat berusia 23 tahun.

Dia dikenal sebagai polisi yang cadas dan tegas.

Di awal penugasannya, Tewu ditempatkan di Timor Timur dengan jabatan Kadit Serse Polda Timor Timur.

Sampai tahun 1999, Tewu pernah bertugas di Timor Timur dengan menduduki jabatan sebagai Kadit Serse Polda Timor Timur.

Namun dia terjerat Kasus pelanggaran HAM Timor, yang membuatnya saat itu telah menjabat sebagai Mayor Polisi harus rela turun menjadi Kapten Polisi.

Setelah masalah tersebut, Tewu dipindahkan ke Kasatserse Narkotika Ditserse Polda Metro Jaya.

Pada tahun 2001, Carlo Tewu sukses mengungkap kasus pembunuhan Hakim Agung Saifudin Kertasasmita.

Peristiwa pembunuhan Syafiuddin terjadi di waktu yang sama pada saat Polda Metro Jaya sedang memburu Tommy melalui tim khusus.

Hal ini memunculkan dugaan yang kuat bahwa Tommy merupakan otak dari pembunuhan itu. Pada 6 Agustus 2001, dugaan tersebut terbukti setelah penyidik menemukan senjata api, bahan peledak, dan dinamit dari rumah yang disewa Tommy di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Pada 7 Agustus 2001, tim kepolisian berhasil menangkap dua pria penembak Syafiuddin.

Mereka adalah Mulawarman dan Noval Hadad.

Keduanya mengaku membunuh atas perintah Tommy dengan bayaran senilai 100 juta rupiah.
Usai kasus tersebut terpecahkan, nama Carlo Tewu semakin terkenal dan mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.

Saat masih berada di Ditserse Polda Metro Jaya, Tewu juga berhasil menangkap gembong teroris Imam Samudra.

Karier Tewu dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya.

Tahun 2001, Tewu yang merupakan anggota Tim Kobra beserta yang dipimpin Jenderal Tito Karnavian berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden Soeharto.

Tommy yang akhirnya tertangkap pada akhir November kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Berkat sukses menangkap Tommy, Carlo Tewu termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Carlo Tewu juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.

Selain itu, Carlo Tewu juga pernah menangkap Panglima Front Pembela Islam (FPI), Machsuni Kaloko dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Riwayat Jabatan

Kaditserse Polda Timor Timur

Kasatserse Narkotika Ditserse Polda Metro Jaya

Dir Narkoba Polda Metro Jaya

Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2006—2009)

Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009)

Wakapolda Sulawesi Utara (2009—2010)

Kapolda Sulawesi Utara (2010—2012)

Karojianstra Sops Polri (2012—2015)

Dirtipidum Bareskrim Polri (2015—2016)

Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam (2016—2017)

Plt. Gubernur Sulawesi Barat (2016—2017)

Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam (2017—2020)

Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN (2020).

(Tim TribunManado.co.id)

Baca Berita Terbaru Tribun Manado KLIK INI

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved