Gunung Ruang Meletus
Detik-detik Hujan Batu Terjadi di Tagulandang Sulawesi Utara, Pengungsi Lari Berlindung di Hutan
Detik-detik Gunung Ruang Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara menyemburkan hujan batu diceritakan oleh pengungsi bernama Zakheus Kahiking.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Detik-detik Gunung Ruang Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara menyemburkan hujan batu diceritakan oleh pengungsi bernama Zakheus Kahiking.
Dia tinggal di Desa Tulusan yang dekat dengan pos gunung berapi.
Menurutnya pada malam kejadian itu, dia bersama keluarga melihat dari luar rumah, letusan gunung ruang yang mengeluarkan petir.
beberapa waktu kemudian, tiba-tiba awan hitam terlihat sudah di atas kepalanya.
"Saya dan keluarga langsung lari dari rumah dan menyingkir mencari tempat aman," jelasnya Sabtu (20/4/2024)
Saat sementara berlari dengan keluarganya, tiba-tiba ribuan hujan batu berjatuhan dari langit.
Dia terus mengarahkan keluarganya berlari secepat mungkin dan berlindung di hutan.
"Puji Tuhan kami aman kalau di hutan, karena batunya tidak kena ke tubuh kami, hanya tersangkut di pepohonan," ujarnya
Menurut Zakheus, hujan batu dari gunung ruang terjadi selama 2 jam lebih.
"Mulai berjatuhan sejak pukul 20.00 WITA sampai 23.00 WITA, lama sekali," ujarnya
Lebih lanjut, Zakheus sempat memegang batu yang berjatuhan itu. Ukurannya tidak merata ada yang besar maupun kecil.
"Saya sempat pegang batunya, rasanya tidak terlalu panas," ujarnya.
Zakheus Kahiking Bawa Keluarga Mengungsi ke Bitung
Dampak Erupsi Gunung Ruang Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, membuat sebagian warga Tagulandang harus mengungsi.
Ada yang masih bertahan di tempat, namun ada yang memilih keluar sementara waktu dari Tagulandang.
Zakheus Kahiking dan keluarga telah menetapkan hati untuk mengungsi ke Kota Bitung bersama saudaranya.
Dia melihat erupsi Gunung Ruang belum berhenti dan masih terus terjadi sampai saat ini.
"Makanya kami sementara di Bitung saja dulu, sampai kondisi memang benar-benar pulih," jelasnya.
Zakheus pun sudah tidak memikirkan lagi rumahnya beserta semua yang ada didalamnya, bagi dia keselamatan nyawa keluarga adalah terutama.
"Saya cuma membawa ijazah dan berkas penting lainya, untuk televisi, kulkas dan lainnya biarkan saja, itu masih bisa dicari kembali," jelasnya.
Menurutnya, sejauh ini tidak ada bantuan yang diberikan kepada keluarganya setelah gunung ruang meletus.
"Sampai sekarang ini tidak ada," ujarnya.
Mitje Katiandago Hanya Bawa Dua Pasang Baju, Rumah dan Perkebunan Hancur Akibat Erupsi Gunung Ruang
Ungkapan kesedihan disampaikan oleh Mitje Katiandago.
Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban Erupsi Gunung Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro, pada Selasa (16/4/2024).
Rumah tempat tinggalnya, di Desa Laingpatehi sangat berdekatan dengan Gunung Ruang.
Kini, Mitje bersama suami dan anak-anaknya, diungsikan Pemerintah di pos pengungsian warga di Desa Apengsala.
Mitje pun pasrah rumah dan perkebunannya yang dia rawat selama puluhan tahun hancur akibat erupsi Gunung Ruang.
Selama hidup di desa Laingpatehi tanahnya begitu subur.
Mitje bersama suami dan anak-anak sering menanam ubi, pisang dan kelapa, di perkebunan serta beternak.
Kini semua itu tinggal kenangan, setelah bencana Gunung Ruang yang meletus.
"Jadi kita sudah tidak bawa apa-apa lagi saat dibawa ke tempat pengungsian," ujarnya
Awalnya dia belum tau ada informasi bencana di gunung ruang
Lalu, saudaranya yang tinggal di daratan menghubunginya dan menyampaikan kondisi di gunung ruang.
"Keluarga saya yang di daerah daratan, menyampaikan kondisi agar segera mengungsi, disitu kami baru tau," jelasnya
Selang beberapa waktu kemudian, Mitje menyempatkan diri keluar dari rumah.
Disitu dia melihat ada api yang keluar dari gunung ruang.
"Makanya pemerintah dan masyarakar sudah bergegas lari ke daratan tagulandang untuk mengungsi," jelasnya
Mitje saat itu keluar dari rumah hanya membawa dua pasang baju. Karena kala itu, dia berpikir kondisi tidak akan parah terjadi seperti tahun 2002.
"Ternyata ini lebih parah kejadian ini," ujar sambil menahan tangis.
Sampai sejauh ini dia belum tau keadaan rumah tempat tinggalnya.
"Tapi dengar cerita orang yang baru datang dari sana, semua rumah memang rusak parah sampai atapnya," jelasnya
Menurutnya saat ini dia sangat membutuhkan tikar dan selimut untuk dia gunakan beristirahat.
"Itu yang kami butuhkan, soalnya kita belum kebagian tikar dan selimut dari pemerintah," jelasnya
Selain itu ditempat lokasi mengungsi ini ada banyak yang belum tersalur kebutuhan seperti susu, obat-obatan serta perlengkapan bayi.
Pengungsi Sulit Dapat Makanan Gara-gara Menunggu Data Lurah
Protes demi protes terus disampaikan pengungsi korban bencana Letusan Gunung Ruang Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (20/4/2024)
Masalah penyaluran bantuan terus menjadi persoalan dari para pengungsi.
Hani Tendean warga yang terdampak bencana kecewa dengan kinerja lurah di wilayahnya lambat memberi respon untuk menyalurkan bantuan.
"Ini Lurah sudah ditelephone, belum juga datang ke pos bantuan, padahal kami disini sudah sangat butuh bantuan, syarat di tempat ini mesti hubungi dia," jelasnya
Lebih kecewanya lagi, lurah tersebut selalu meminta-minta data pengungsi. Padahal sebelumnya permintaan tersebut telah dipenuhi.
"Saya tadi pagi telephone dia cuma bilang tunggu, dan hanya meminta-minta data, padahal sebelumnya saya sudah kasi masuk sejak kemarin dulu," jelasnya
Tendean mengaku, jika dia bersama pengungsi lainnya awalnya lari dari hutan dan tinggal di rumah warga di desa lesa.
"Kami ada 30 pengungsi, ada anak balita sampai orang tua. Jadi kami butuh logistik untuk makanan, tolong secepatnya," jelasnya
6.883 Jiwa, Korban Dievakuasi ke Pengungsian
Ribuan jiwa korban erupsi Gunung Ruang di Tagulandang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara kini berada di pengungsian.
Berdasarkan data BPBD Sitaro, pengungsi yang berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 Kepala Keluarga (KK) atau 838 jiwa.
Pengungsi ini yang berasal dari Pulau Gunung Ruang. Rinciannya, mereka berasal dari Desa Laingpatehi 166 KK (506 jiwa) dan Desa Pumpente 106 KK (332 jiwa).
Sementara itu, evakuasi warga juga dilakukan pada masyarakat yang berada di Pulau Tagulandang.
Khususnya di sisi barat yang berhadapan dengan Pulau Ruang.
"Pendataan masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan data sementara berjumlah 6.045 jiwa.
Mereka berasal dari Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara.
Secara keseluruhan, pengungsi yang terdata 6.883 jiwa," kata Kepala Pusat Data Infokom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (19/4/2024).
Terkait itu, Muhari memastikan para pihak terus melakukan upaya evakuasi korban sekaligus melakukan upaya tanggap darurat bencana pasca erupsi Gunung.
Gunung Ruang Tagulandang Meletus Rabu 17 April 2024
Gunung Api Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali meletus, Rabu (17/4/2024).
Dikabarkan, kali ini letusan lebih parah dari sebelumnya.
Gunung Api Ruang kembali meletus pada malam hari.
Dalam video live streaming facebook yang dibagikan warga Tagulandang, nampak Gunung Ruang memuntahkan lahar.
Asap tebal merah menyala nampak membumbung tinggi dari gunung tersebut, disertai kilatan cahaya seperti petir.
Kasie Ops Basarnas Manado Jandry S Paendong ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Ruang kembali meletus.
Dirinya menyebut, untuk sementara warga yang ada di seputaran Gunung Ruang telah diungsikan.
"Sementara warga yang ada di seputaran gunung ruang sudah diungsikan," terang Jandry S Paendong kepada TribunManado.
Diketahui, hingga saat ini status Gunung Api Ruang ada di level 3 atau siaga.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Gunung Ruang
Tagulandang
Sulawesi Utara
Sitaro
Zakheus Kahiking
hujan batu
ViralLokal
Tribunbreakingnews
UPDATE Kondisi Gunung Ruang Rabu 8 Mei 2024 Pagi: Aktivitas Masih Tinggi, Terjadi 2 Kali Gempa |
![]() |
---|
Peduli Sesama, Barmas Manado Sulawesi Utara Berikan Bantuan kepada Warga Tagulandang Sitaro |
![]() |
---|
Nurani Astra Jangkau Korban Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Duo Rita Kartika dan Nurjaya Terharu Dengar Cerita Penyintas Erupsi Gunung Ruang di Bitung Sulut |
![]() |
---|
Olly Dondokambey Sebut Penanganan Bencana Gunung Ruang Dipresiasi Pusat, Saling Melihat dan Menjaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.