Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Ruang Meletus

Bantuan Tak Pernah Diterima, Pengungsi Gunung Ruang Sulawesi Utara Ngaku Terpaksa Pakai Uang Pribadi

Sejumlah protes penyaluran bantuan kembali disampaikan pengungsi Gunung Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro.

|
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Chintya Rantung
Rhendi Umar/Tribun Manado
Lidya Malonda salah satu pengungsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, mengeluh bantuan pemerintah tak kunjung diterima 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah protes penyaluran bantuan kembali disampaikan pengungsi Gunung Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro Sulawesi Utara.

Mereka datang di pos induk pengungsian di Desa Apengsala Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara menyampaikan keluhannya.

Pengungsi bernama Lidya Malonda mengaku tidak pernah mendapat bantuan makanan dan kebutuhan lainnya dari pemerintah sampai pada saat ini.

"Sejak awal mengungsi makanan dan air mineral satu gelas pun tidak pernah dapat, padahal saya lihat yang lain sudah menerima," jelasnya Sabtu (20/4/2024).

Malonda mengaku terpaksa harus mengeluarkan uang pribadi bersama 25 pengungsi yang tinggal bersamanya untuk membeli makanan dan minuman.

"Sekarang uang kami sudah habis, tapi bantuan Pemerintah tak kunjung datang, makanya saya datang ke pos bantuan ini," jelasnya.

Dia pun sangat kecewa, karena pemerintah hanya selalu meminta-minta data keluarga namun bantuannya tak pernah datang.

"Kami tidak mau saat kami mengungsi sehat kemudian kami mati karena tidak terima bantuan Pemerintah," jelasnya

Bagi dia bantuannya harus secara langsung diserahkan ke rumah rumah warga yang membutuhkan bukannya menunggu soal data-data seperti itu. 

6.883 Jiwa, Korban Dievakuasi ke Pengungsian

Ribuan jiwa korban erupsi Gunung Ruang di Tagulandang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara kini berada di pengungsian.

Berdasarkan data BPBD Sitaro, pengungsi yang berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 Kepala Keluarga (KK) atau 838 jiwa.

Pengungsi ini yang berasal dari Pulau Gunung Ruang. Rinciannya, mereka berasal dari Desa Laingpatehi 166 KK (506 jiwa) dan Desa Pumpente 106 KK (332 jiwa).

Sementara itu, evakuasi warga juga dilakukan pada masyarakat yang berada di Pulau Tagulandang.

Khususnya di sisi barat yang berhadapan dengan Pulau Ruang.

"Pendataan masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan data sementara berjumlah 6.045 jiwa.

Mereka berasal dari Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara.

Secara keseluruhan, pengungsi yang terdata 6.883 jiwa," kata Kepala Pusat Data Infokom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (19/4/2024).

Terkait itu, Muhari memastikan para pihak terus melakukan upaya evakuasi korban sekaligus melakukan upaya tanggap darurat bencana pasca erupsi Gunung.

Gunung Ruang Meletus Rabu 17 April 2024

Gunung Api Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali meletus, Rabu (17/4/2024). 

Dikabarkan, kali ini letusan lebih parah dari sebelumnya. 

Gunung Api Ruang kembali meletus pada malam hari.

Dalam video live streaming facebook yang dibagikan warga Tagulandang, nampak Gunung Ruang memuntahkan lahar. 

Asap tebal merah menyala nampak membumbung tinggi dari gunung tersebut, disertai kilatan cahaya seperti petir. 

Kasie Ops Basarnas Manado Jandry S Paendong ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Ruang kembali meletus. 

Dirinya menyebut, untuk sementara warga yang ada di seputaran Gunung Ruang telah diungsikan.

"Sementara warga yang ada di seputaran gunung ruang sudah diungsikan," terang Jandry S Paendong kepada TribunManado.

Diketahui, hingga saat ini status Gunung Api Ruang ada di level 3 atau siaga. 

Status Tanggap Darurat 14 Hari

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan jika Pj Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari pasca meletusnya Gunung Ruang.

"Penetapan status tanggap darurat terhitung mulai tanggal 16-29 April 2024," jelasnya, Rabu (17/4/2024).

Masyarakat yang ada di Desa Patologi dan Desa Pumpente dievakuasi ke Kecamatan Tagulandang dengan menggunakan dua unit kapal Ferry, KMP Lokong Banua dan KMP Lohoraung ditambah dengan perahu penyeberangan milik warga. 

"Pemerintah daerah telah mempersiapkan personel di lapangan terdiri dari BPBD, perangkat Kecamatan Tagulandang, perangkat kampung, kelurahan, Satpol PP, damkar, dan Dinkes dengan total sebanyak 30 personel. Pada Rabu (17/4) Basarnas Manado sudah tiba di Tagulandang dengan KM BIMASENA dengan kekuatan personel 20 ABK 15, rescuer 5," jelasnya.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Ruang, peningkatan status tersebut berlaku mulai 16 April 2024 pukul 16.00 Wita.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan berdasarkan laporan Pusdalops BNPB, Gunung Ruang meletus pada Selasa (16/4/2024) malam.

"Laporan dari BPBD Kabupaten Sitaro, Rabu (17/4/2024) Gunung Ruang kembali erupsi pukul 01:30 WIB dan terjadi hujan abu vulkanik. Jaringan komunikasi di Kampung Laingpatehi menyebabkan sinyal komunikasi terputus," jelasnya.

Sebanyak 272 Kepala Keluarga atau 828 jiwa mengungsi dengan rincian 45 jiwa berada di Gedung BPU Kecamatan Tagulandang dan 783 jiwa berada di rumah kerabat dan saudara di daratan Pulau Tagulandang.

"Lokasi pengungsian berada di Gereja GMIST Nazareth Bahoi, Balai Latihan Kerja Bahoi, GOR Tagulandang, Balai Pertemuan Umum (BPU) di Kecamatan Tagulandang. Alternatif terkait perluasan dampak erupsi maka akan difungsikan rumah-rumah ibadah di wilayah Tagulandang Selatan dan Tagulandang Utara," tuturnya.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved