Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prabowo Lempar Senyum soal Bertemu Megawati: Rosan Dua Kali ke Teuku Umar

Pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi isu sentral.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase Tribun Manado
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming bersama keluarga menemui Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanega saat Idul Fitri 1445 H. Pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi isu sentral di tengah persidangan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi isu sentral di tengah persidangan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Prabowo tersenyum menanggapi rencana pertemuannya dengan Ketum PDIP dalam waktu dekat ini.

Prabowo ditanya hal itu saat menghadiri acara open house di kediaman Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di kawasan Kuningan, Jakarta pada Kamis (11/4/2024).

Terkait hal ini, Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya melemparkan senyum kepada awak media. Dia lalu bergegas pergi dan tidak memberikan pernyataan sedikit pun.

Namun sebelum itu, Prabowo sempat mengucapkan selamat Lebaran kepada masyarakat Indonesia. Dia pun tidak menjawab pertanyaan apapun seputar dinamika politik.

"Maaf lahir batin semuanya, selamat lebaran. Namanya lebaran ya maaf lahir dan batin," kata Prabowo.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah menegaskan, rencana pertemuan Megawati Prabowo tak berarti partainya bergabung dengan pemerintahan 2024-2029.

"Ya pertemuan antara Bu Mega dan Pak Prabowo tidak melulu diinterpretasikan sebagai suatu pertemuan yang harus menghasilkan kesepakatan politik untuk bisa bersama-sama di dalam pemerintahan," kata Basarah di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).

Basarah menjelaskan, Indonesia berpedoman pada Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

"Pancasila yang kita anut sebagai falsafah berbangsa dan bernegara kita pada esensinya adalah mengajarkan gotong royong," ujarnya.

Namun, dia menuturkan bahwa demokrasi gotong royong tidak harus diartikan semua bergabung dalam pemerintahan.

"Bisa saja kita sama-sama bergotong royong membangun Negara Republik Indonesia ini baik berada di luar maupun di dalam pemerintahan," ucap Basarah.

Prinsipnya, kata Basarah, semua pihak akan bekerja sama apapun posisinya untuk membangun bangsa dan negara.
Dia mengungkapkan, PDIP akan melakukan pengawasan apabila berada di luar Pemerintahan Prabowo.

Kendati demikian, Basarah menambahkan, keputusan strategis partai akan diputuskan Megawati.

"Sehingga pada akhirnya kami kader-kader PDIP terutama kami di DPP akan menunggu bagaimana sikap politik terakhir yang akan Ibu Mega putuskan," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved