Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minut Sulawesi Utara

Penjelasan Soal Campak dan Cara Pengobatannya Ala Dokter Manado Sulut Dwika Takaendengan

Kepada Tribun Manado dr Dwika Takaendengan menjelaskan, penyakit campak atau juga disebut "rubeola", adalah suatu penyakit infeksi virus yang menular.

HO
Dokter RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dr Dwika Takaendengan 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Dokter RSUD Maria Walanda Maramis, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dr Dwika Takaendengan sampaikan penjelasan tentang penyakit campak serta langkah-langkah pencegahannya.

Kepada Tribunmanado.co.id, Ia menjelaskan, penyakit campak atau juga disebut "rubeola", adalah suatu penyakit infeksi virus yang sangat menular.

Kurangnya penanganan berupa vaksinasi pada usia bayi akan meningkatkan angka kasus penyakit ini.

"Menurut laporan Buletin surveilans imunisasi Sulut tahun 2021, angka vaksinasi MR dan MMR di Sulut masih tergolong rendah," kata dia, Jumat 5/4/2024.

Selanjutnya, dr Dwika mengatakan gejala biasanya akan muncul pada 10-14 hari setelah terinfeksi.

"Dan dimulai dengan gejala berupa demam, batuk kering serta pilek, mata merah dan timbul ruam yang khas mulai dari wajah menyebar ke seluruh tubuh," ujarnya

Kemudian, orang yang terkena penyakit ini, khususnya anak-anak, dapat memiliki komplikasi yang buruk mulai dari pneumonia, diare, infeksi telinga hingga radang otak (enchepalitis).

"Kematian pada penyakit campak paling sering disebabkan oleh komplikasi yaitu pneumonia, jadi jangan dianggap remeh," tegasnya.

Untuk pencegahan, dr Dwika mengatakan dengan melakukan vaksinasi campak.

"Di Indonesia vaksin campak tersedia dalam kombinasi dengan vaksin rubela (MR), gondok/gondongan (MMR) dan juga varicela (MMRV), yang berupa virus aktif yang dilemahkan dan bersifat aman serta efektif," tuturnya.

Kemudian jadwal pemberian sesuai dengan jadwal vaksin Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu pada usia 9 bulan, serta diikuti oleh dosis kedua pada usia 15-18 bulan, dan dosis ketiga pada usia 5-7 tahun.

"Penularan penyakit ini melalui droplet dari penderita yang batuk atau bersin, kontak dengan cairan tubuh penderita dan juga benda yang terkontaminasi, sehingga pencegahan adalah dengan melakukan penghindaran atau isolasi sementara orang yang terkena campak," tandasnya. (Pet)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved