Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2024

Apakah Wanita Haid Bisa Dapatkan Malam Lailatul Qadar? Berikut 4 Amalannya

Untuk bisa melangsungkan serangkaian ibadah di malam Lailatul Qadar, seorang muslim harus suci dan terbebas dari hadast besar maupun hadast kecil

Editor: Alpen Martinus
Tribun Bogor/Istimewa
Ilustrasi malam Lailatul Qadar 

Dilansir dari kanal YouTube Al Bahjah TV dalam Serambinews.com, pendakwah asal Cirebon, Buya Yahya mengatakan, meskipun wanita dalam keadaan haid, bukan berarti ia tidak berpeluang untuk meraih pahala.

Wanita haid tetap bisa mendapatkan lailatul qadar dengan menghidupkan malam-malam terakhir di bulan dengan melaksankan amalan tertentu.

"Hai wanita haid, jangan memperamai malam dengan ngorok (tidur), wanita haid bisa saja menghidupkan malam untuk dapat lailatul qadar," kata Buya Yahya dikutip Serambinews.com, Jumat (29/3/2024).

Menurut Buya, orang-orang yang mendapat lailatul qadar bukan hanya orang yang suci saja, tetapi wanita haid juga berpeluang mendapatkannya.

Hanya saja bedanya, wanita haid tidak dapat melaksankan ibadah seperti shalat hingga iktikaf seperti orang suci.

"Sebab yang mendapat lailatul qadar bukan orang suci saja, wanita haid juga bisa, cuma anda bedanya tidak shalat dan anda tidak ilktikaf di masjid," sambungnya.

Buya Yahya mengungkap, bagi wanita haid, mereka masih berpeluang mendapatkan lailatul qadar.

Caranya, hidupkan malam-malam di bulan dengan menyebut nama Allah, dzikir dan sebagainya.

"Hidupkan malam itu untuk menyebut nama Allah," tegasnya.

Berikut adalah amalan-amalan yang bisa dikerjakan seorang wanita haid saat malam Lailatul Qadar agar tetap bisa mendapatkan keberkahan di malam penuh kemulian tersebut.

Amalan Malam Lailatul Qadar Untuk Wanita Haid

1. Bersedekah

Wanita haid dapat melakukan sedekah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/4/2024).

Menurut HR Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan?” Rasulullah SAW kemudian bersabda “Puasa di bulan Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan.”

Setelah itu, Rasulullah ditanya kembali “Lalu sedekah apa yang paling utama?” Dan Rasulullah menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan.”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved