Tak Mau Masuk Kabinet: Pengamat Prediksi Hubungan Jokowi-Prabowo Retak
Kemudian Rocky memprediksikan hubungan Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi) bakal retak di tengah jangan.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Kupang - Pengamat politik Rocky Gerung mengaku tak mau masuk Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming seandainya diminta.
Kemudian Rocky memprediksikan hubungan Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi) bakal retak di tengah jangan.
"Jadi kalau diminta Pak Prabowo untuk jadi menteri, saya akan bilang, saya jangan diminta, saya menginginkan," kata Rocky di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (30/3/2024).
Mantan staf pengajar filsafat di Universitas Indonesia ini menanggapi pertanyaan keinginan dia masuk dalam Kabinet Prabowo.
Dia menyebut ingin menjadi Jaksa Agung. "Kalau begitu saya mau jadi Jaksa Agung, tapi pasti nggak akan dikasih," ujarnya.
Rocky juga memprediksikan hubungan Jokowi dengan Prabowo tak akan lama. Keduanya berpotensi berbeda soal program prioritas.
Jokowi ingin pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sedangkan Prabowo memprioritaskan program makan siang gratis. Menurut Rocky, kedua program sulit bersamaan lantaran membenani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Akan ada pertengkaran antara Jokowi dan Prabowo, dan tentunya pasti akan terjadi. Kenapa? APBN itu batas dari ambisi politik," ujar Rocky.
"Akhirnya kita tahu bahwa ketika politik jumlah kekuasaannya telah pindah dari Jokowi ke Prabowo, maka seluruh keinginan Jokowi akan dibatalkan demi hukum besi politik," imbuhnya.
Saat ini, APBN mencapai Rp 1.800 triliun, namun pengeluaran sudah mencapai Rp 2.800 triliun.
"Buat bikin IKN itu perlu uang Rp 450 triliun, buat makan siang gratis Rp 450 triliun, bayar utang Rp 400 triliun, bayar bunga utang Rp 500 triliun. Totalnya 1.800 triliun, sedangkan 20 persen dari total itu harus dipakai untuk pendidikan. Jadi bayangkan bagaimana mungkin secara makro ekonomi, Prabowo bisa membuat negeri ini makmur kalau seluruh anggaran itu dipakai habis. Pendapatan kita cuma Rp 1.800 triliun, pengeluaran kita Rp 2.800 triliun," terang dia.
"Bagaimana caranya? Ya, ngutang. Jadi secara rasional, tidak mungkin IKN itu dilanjutkan dengan makan siang gratis," kata dia. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.