Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Heboh di Sonder Minahasa

Minta Aktivitas Pengeboran Dihentikan, Warga Leilem Ancam Bakal Tutup Akses ke Sumur PGE Lahendong

Masyarakat Leilem Raya, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa mendesak agar Aktivitas Pengeboran yang dilakukan PGE Lahendong untuk ditutup sementara

|
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Hesly Marentek
Kantor PGE Lahendong 

TRIBUNMANADO.CO.ID,TOMOHON-Masyarakat Leilem Raya, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa mendesak agar Aktivitas Pengeboran yang dilakukan PGE Lahendong untuk ditutup sementara.

Desakan ini muncul pasca adanya pencemaran udara yang disebabkan Pengeboran pihak PGE Lahendong.

"Harusnya dihentikan aktivitas pengeboran. Karena pihak PGE sendiri tak bisa pastikan apakah ini tidak akan terulang lagi. Bisa saja kan terjadi lagi sebentar atau esok," teriak salah satu perwakilan warga.

Baca juga: Ini Desakan Warga Leilem ke PT PGE Lahendong Terkait Aktivitas Pengeboran, Tolak Permintaan Maaf

Tak sampai situ, bahkan warga mengancam bakal menduduki lokasi sumur pengeboran yang masuk wilayah perbatasan Leilem.

"Kalau memang keinginan masyakat tak diindahkan, kita akan duduki lokasi sumur pengeboran," seru Jerry Kilala yang juga secara kompak disetujui masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga protes terkait pernyataan Pj Humas PGE Lahendong Julian Lendeng yang menyebut tak ada dampak pada insiden pencemaran lingkungan tersebut.

"Banyak yang sakit kepala. Masa bilang tidak ada dampak. Malah banyak anak-anak sampai diungsikan ke hotel, karena bau saat itu menyengat sekali," sebut Denny Sembor.

Dia pun mendesak agar aktivitas berhenti sebelum ada simulasi.

"Ditekankan lagi bahwa ini satu resiko perusahaan jangan cuma cari untung, tapi keselamatan masyarakat diabaikan," ungkapnya.

Sementara pihak PGE Lahendong melalui Pj Humas Julian Lendeng menyatakan untuk penghentian aktivitas pengeboran tidak bisa dilakukan.

"Untuk usulan masyarakat terkait dihentikannya aktivitas pengeboran saya rasa sangat tidak bisa. Karena memang akan ada kerugian jika aktivitas pengeboran dihentikan," ujarnya didampingi Maikel Pangalila.

Selain itu, dia mengakui terkait insiden Sabtu lalu tak ada dampak yang cukup signifikan.

"Memang baunya menyengat tapi sesuai kajian itu tak bahaya," ujarnya.

Adapun menyengatnya bau busuk yang terjadi sabtu kemarin, disebabkan adanya peningkatan suhu panas bumi.

"Kan panas bumi. Terjadi peningkatan sehingga uapnya sampai begitu menyengat, tapi untunglah dampaknya tak ada korban. Karena memang tak bahaya," jelasnya. (hem) 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved