Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Prabowo Subianto, Eks Danjen Kopassus yang Dapat Kenaikan Pangkat Jenderal Bintang 4 dari Jokowi

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dikabarkan akan mendapat pangkat jenderal kehormatan bintang empat dari Presiden Jokowi

Kolase Tribun Manado/Istimewa
Prabowo Subianto, Eks Danjen Kopassus yang Dapat Kenaikan Pangkat Jenderal Bintang 4 dari Jokowi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini simak profil Prabowo Subianto.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dikabarkan akan mendapat pangkat jenderal kehormatan bintang empat dari Presiden Jokowi.

Rencananya, Presiden Joko Widodo akan menyematkan pangkat jenderal kehormatan bintang empat kepada Prabowo Subianto di sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).

Informasi ini dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca juga: Terungkap Alasan Jokowi Beri Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Ternyata Diusulkan Oleh Ini

Prabowo Subianto menerima telepon ucapan selamat dari Presiden Uni Emirat Arab Mohamed Bin Zayed, Rabu 21 Februari 2024.
Prabowo Subianto menerima telepon ucapan selamat dari Presiden Uni Emirat Arab Mohamed Bin Zayed, Rabu 21 Februari 2024. (Kolase Tribun Manado/IG)

Dahnil menyebut penyematan pangkat ini berdasarkan surat Keputusan Presiden (Keppres) setelah sebelumnya lebih dulu diusulkan oleh Markas Besar TNI.

Selain itu, penyematan juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

"Pemberian (pangkat) jenderal penuh kepada Pak Prabowo didasarkan pada dedikasi dan kontribusi Pak Prabowo selama ini di dunia militer dan pertahanan," ujar Dahnil, Selasa (27/2/2024).

Namun, rencana pemberian pangkat jenderal kehormatan ini dikhawatirkan disalahartikan sebagai upaya menutupi kontroversi dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang membelitnya selama ini.

"Jangan sampai pemberian pangkat kehormatan ini akan dipandang sebagai impunitas maupun upaya 'mencuci' kontroversi masa lalu karier militer Prabowo," kata Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, dalam keterangannya.

Profil Prabowo Subianto

Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Tempat Lahir: Jakarta

Tanggal Lahir: 17 Oktober 1951

Istri: Siti Hediati Hariyadi / Titiek Soeharto (menikah tahun 1983–1998)

Anak : Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo/ Didit Hediprasetyo/ Didit Prabowo

Orang Tua: Soemitro Djojohadikusumo (Ayah), Dora Marie Sigar (Ibu)

Agama: Islam

Riwayat Pendidikan:

  • Elementary School (Hongkong)
  • Victoria Institution (Malaysia)
  • Zurich International School (Swiss)
  • American School In London, United Kingdom (Inggris)
  • AKABRI Magelang
  • Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD

Kursus/ Pelatihan: 

  • Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)
  • Kursus Para Komando (1975)
  • Jump Master (1977)
  • Kursus Perwira Penyelidik (1977)
  • Free Fall (1981)
  • Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)
  • Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)

Riwayat Pekerjaan :

  • Komandan Peleton Grup Komando-1 Kopassandha (1976)
  • Komandan Kompi Komando Grup-1 Kopassandha (1977)
  • Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985)
  • Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara Kostrad (1985-1987)
  • Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
  • Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
  • Komandan Grup-3/pusat pelatihan Pasukan Khusus (1993-1995)
  • Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
  • Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
  • Panglima Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1998)
  • Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1998)
  • Ketua HKTI (2004-2009)
  • Ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) (2001-2011)
  • Ketua HKTI (2010-2015)
  • Komisaris Perusahaan Minyak dan Gas di Kazakhstan
  • Komisaris Utama PT Tidar Kerinci Agung
  • Presiden dan CEO PT Nusantara Energy
  • Presiden dan CEO PT Jaladri Nusantara
  • Dewan Penasehat Organisasi Kosgoro
  • Ketua Universitas Kebangsaan
  • Pendiri Koperasi Swadesi Indonesia (KSI)
  • Ketua Koperasi Garuda Yaksa
  • Ketua Umum Partai Gerindra
  • Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)

Pecatan TNI

Karier awal Prabowo di dunia militer sebetulnya berjalan mulus. Berdasarkan catatan Kompas.id, lulusan Akademi Militer tahun 1974 ini pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di lingkungan TNI.

Pada 1985, Prabowo yang ketika itu baru berusia 36 dipercaya menjadi wakil komandan Batalion Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad.

Selanjutnya pada tahun 1987, Prabowo dipromosikan menjadi Komandan Batalion Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad dengan pangkat mayor.

Setelah itu, dia menjabat Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad, kemudian menjadi Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus dengan pangkat letnan kolonel.

Tahun 1994, Prabowo dipercaya menjabat Wakil Komandan Kopassus dengan pangkat kolonel. Tak berapa lama kemudian, ia kembali dipromosikan menjadi Komandan Kopassus dengan pangkat brigadir jenderal pada Tahun 1995.

Prabowo tidak membutuhkan waktu lama untuk kemudian naik pangkat dengan menyandang dua bintang di pundaknya atau mayor jenderal.

Pangkat itu disandangnya pada tahun 1996 seiring dengan pemekaran Kopassus menjadi lima grup. Prabowo pun naik menjadi Komandan Jendral Kopassus.

Pada Maret 1998, Prabowo kembali dipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), setelah sebelumnya mendapatkan kenaikan pangkat menjadi letnan jenderal.

Setelah kerusuhan Mei 1998 dan lengsernya Soeharto dari jabatan presiden, Prabowo kemudian dimutasi menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung.

Pada 24 Agustus 1998, Prabowo Subianto mengakhiri kariernya di dunia militer setelah diberhentikan/pensiun dini dari institusi tersebut.

Pengumuman pemberhentian ini disampaikan langsung oleh Wiranto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata RI (Akabri, sekarang TNI).

Alasannya, pertimbangan dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) mengenai penculikan aktivis pro-demokrasi pada masa reformasi.

Dengan pemberhentian ini, Prabowo mengakhiri kariernya di TNI dengan pangkat letnan jenderal atau menyandang bintang tiga di pundaknya.

Setelah pensiun dari militer, Prabowo pergi ke Yordania dan Eropa untuk mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Kemudian ia kembali ke Indonesia membangun bisnisnya dengan membeli PT Kiani Kertas yang saat itu di ambang kebangkrutan.

Nama Kiani Kertas kemudian diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara dan perusahaan itu pun kemudian beroperasi normal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved